Tuesday, 23 July 2013

Israel Temukan Istana Nabi Daud?


Israel Temukan Istana Nabi Daud?

Besar dan megah. Benarkah ini milik Sang Nabi?


ddd
Rabu, 24 Juli 2013, 12:32 Muhammad Chandrataruna, Tommy Adi Wibowo
Reruntuhan yang diduga bangunan istana Nabi Daud.
Reruntuhan yang diduga bangunan istana Nabi Daud. (todayonline.com)
VIVAnews - Arkeolog asal Hebrew University, Yerusalem, Israel mengklaim telah menemukan dua bangunan besar yang pernah ditinggali oleh seorang raja. Ya, itu merupakan istana dari Raja atau Nabi Daud, seperti yang dikisahkan di sejumlah kitab suci, seperti Al-Qur'an dan Alkitab.

Penemuan itu telah melalui proses yang panjang. Hampir setahun arkeolog menggali sebuah situs yang diyakini sebagai Benteng Kota Yudea di Shaarayim, yaitu sebuah tempat di mana Nabi Daud mengalahkan Goliat.

"Reruntuhan ini adalah contoh terbaik dari sebuah benteng yang dimiliki oleh Nabi Daud," kata Yossi Garfinkel, Profesor di Hebrew University, dilansir Fox News, 24 Juli 2013.

Sementara menurut Saar Ganor, pemimpin penggalian, itu adalah sebuah bukti yang tak terbantahkan dari keberadaan otoritas Yehuda di masa Nabi Daud.

Seperti yang disebutkan Alkitab, Shaarayim, merupakan sebuah kota modern bernama Khirbet Qeiyafa.

Kedua arkelog mengidentifikasi satu struktur sebagai Istana Nabi Daud, dan satu lainnya adalah sebuah gudang besar milik istana. Kedua bagunan itu merupakan yang terbesar di Yerusalem pada abad ke-10 sebelum Masehi.

"Bagian yang diklaim sebagai gudang memiliki luas sekitar 1.000 meter, yang letaknya di bagian atas kota. Sementara istana mempunyai luas sekitar 30 meter," kata Garfinkel.

"Dugaan bahwa bangunan itu adalah istana diperkuat dengan ditemukannya berbagai instalasi, seperti industri logam, tembikar, dan fragmen-fragmen lainnya, yang diimpor dari Mesir," tambah Garfinkel.

Israel Antiquities Authority (IAA) juga menyatakan, penemuan situs baru itu dapat dikaitkan dengan waktu pemerintahan Nabi Daud.

"Ini adalah satu-satunya situs yang ditemukan bersama bahan-bahan organik, seperti biji zaitun," kata Yoli Schwartz, Juru Bicara IAA.

Berikut beberapa foto lainnya:


Tidak dipercaya

Meskipun temuan ini sangat mengejutkan, tapi beberapa sejarawan menyatakan ketidaksetujuannya. Para sejarawan mengatakan, istana itu tidak pernah ada. Apabila memang ada, ukurannya tidak akan sebesar Yerusalem.

Seorang kritikus sejarah dari Universitas Bar Ilan, Israel, Prof Aren Meir, juga mengakui penemuan situs ini merupakan hal yang sangat penting, tapi para arkeolog terlalu mengandalkan Alkitab sebagai sumber buktinya.

"Apakah ada alasan lain untuk meyakinkan bahwa itu benar-benar kerjaan Daud dan Salomo? Bagi saya istana itu terlalu besar dan megah," ujar Meir.

Sumber : http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/431660-israel-temukan-istana-nabi-daud



BERITA TERKAIT

Inikah Kalender Tertua di Dunia?


Monday, 1 July 2013

Peran Bank Dunia dalam Kemunduran Perekonomian Indonesia

©Dina Y. Sulaeman
sumber : http://dinasulaeman.wordpress.com/2009/12/30/peran-bank-dunia-dalam-kemunduran-perekonomian-indonesia/



Sejarah Bank Dunia
Bank Dunia adalah sebuah lembaga keuangan global yang secara struktural berada di bawah PBB dan diistilahkan sebagai “specialized agency”. Bank Dunia dibentuk tahun 1944 sebagai hasil dari Konferensi Bretton Woods yang berlangsung di AS. Konferensi itu diikuti oleh delegasi dari 44 negara, namun yang paling berperan dalam negosiasi pembentukan Bank Dunia adalah AS dan Inggris. Tujuan awal dari dibentuknya Bank Dunia adalah untuk mengatur keuangan dunia pasca PD II dan membantu negara-negara korban perang untuk membangun kembali perekonomiannya.
Sejak tahun 1960-an, pemberian pinjaman difokuskan kepada negara-negara non-Eropa untuk membiayai proyek-proyek yang bisa menghasilkan uang, supaya negara yang bersangkutan bisa membayar kembali hutangnya, misalnya proyek pembangunan pelabuhan, jalan tol, atau pembangkit listrik. Era 1968-1980, pinjaman Bank Dunia banyak dikucurkan kepada negara-negara Dunia Ketiga, dengan tujuan ideal untuk mengentaskan kemiskinan di negara-negara tersebut. Pada era itu, pinjaman negara-negara Dunia Ketiga kepada Bank Dunia meningkat 20% setiap tahunnya.

Peran Bank Dunia dalam Ekonomi dan Politik Global
Rittberger dan Zangl (2006: 172) menulis, sejak tahun 1970-an Bank Dunia mengubah konsentrasinya karena situasi semakin meningkatnya jurang perekonomian antara negara berkembang dan negara maju. Pada era itu, seiring dengan merdekanya negara-negara yang semula terjajah, jumlah negara berkembang semakin meningkat. Negara-negara berkembang menuntut distribusi kemakmuran (distribution of welfare) yang lebih merata dan negara-negara maju memenuhi tuntutan ini dengan cara menyuplai dana pembangunan di negara-negara berkembang.
Basis keuangan Bank Dunia adalah modal yang diinvestasikan oleh negara anggota bank ini yang berjumlah 186 negara. Lima pemegang saham terbesar di Bank Dunia adalah AS, Perancis, Jerman, Inggris, dan Jepang. Kelima negara itu berhak menempatkan masing-masing satu Direktur Eksekutif dan merekalah yang akan memilih Presiden Bank Dunia. Secara tradisi, Presiden Bank Dunia adalah orang AS karena AS adalah pemegang saham terbesar.  Sementara itu, 181 negara lain diwakili oleh 19 Direktur Eksekutif (satu Direktur Eksekutif akan menjadi wakil dari beberapa negara).
Bank Dunia berperan besar dalam membangun kembali tatanan ekonomi liberal pasca Perang Dunia II (Rittberger dan Zangl, 2006: 41). Pembangunan kembali tatanan ekonomi liberal itu dipimpin oleh AS dengan rancangan utama mendirikan sebuah tatanan perdagangan dunia liberal. Untuk mencapai tujuan ini, perlu dibentuk tatanan moneter yang berlandaskan mata uang yang bebas untuk dikonversi. Rittberger dan Zangl (2006: 43) menulis, “Perjanjian Bretton Woods mewajibkan negara-negara untuk menjamin kebebasan mata uang mereka untuk dikonversi dan mempertahankan standar pertukaran yang stabil terhadap Dollar AS.”
Lembaga yang bertugas untuk menjaga kestabilan moneter itu adalah IMF (International Monetary Funds) dan IBRD (International Bank for Reconstruction dan Development). IBRD inilah yang kemudian sering disebut “Bank Dunia”. Pendirian Bank Dunia dan IMF tahun 1944 diikuti oleh pembentukan tatanan perdagangan dunia melalui lembaga bernama GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) pada tahun 1947. Pada tahun 1995, GATT berevolusi menjadi WTO (World Trade Organization).
Meskipun tugas Bank Dunia adalah mengatur kestabilan moneter, namun dalam prakteknya, Bank Dunia sangat mempengaruhi politik global karena hampir semua negara di dunia menjadi penerima hutang dari Bank Dunia. Sejak awal beroperasinya, Bank Dunia sudah mempengaruhi politik dalam negeri negara yang menjadi penghutangnya. Penerima hutang pertama Bank Dunia adalah Perancis, yaitu pada tahun 1947, dengan pinjaman sebesar $ 987 juta. Pinjaman itu diberikan dengan syarat yang ketat, antara lain staf dari Bank Dunia mengawasi penggunaan dana itu dan menjaga agar Perancis mendahulukan membayar hutang kepada Bank Dunia daripada hutangnya kepada negara lain. AS juga ikut campur dalam proses pencairan hutang ini. Kementerian Dalam Negeri AS meminta Perancis agar mengeluarkan kelompok komunis dari koalisi pemerintahan. Hanya beberapa jam setelah Perancis menuruti permintaan itu, pinjaman pun cair.
Kebijakan yang diterapkan Bank Dunia yang mempengaruhi kebijakan politik dan ekonomi suatu negara, disebut SAP (Structural Adjustment Program). Bila negara-negara ingin meminta tambahan hutang, Bank Dunia memerintahkan agar negera penerima hutang melakukan “perubahan kebijakan” (yang diatur dalam SAP). Bila negara tersebut gagal menerapkan SAP, Bank Dunia akan memberi sanksi fiskal. Perubahan kebijakan yang diatur dalam SAP antara lain, program pasar bebas, privatisasi, dan deregulasi.
Karena adanya SAP ini, tak dapat dipungkiri, pengaruh Bank Dunia terhadap politik dan ekonomi dalam negeri Indonesia juga sangat besar, sebagaimana akan diuraikan berikut ini.
Kinerja Bank Dunia di Indonesia
Bank Dunia telah aktif di Indonesia sejak 1967. Sejak saat itu hingga saat ini, Bank Dunia telah membiayai lebih dari 280 proyek dan program pembangunan senilai 26,2 milyar dollar atau setara dengan Rp243,725 triliun (dengan kurs Rp9.302 per USD). Menurut Managing Director The World Bank Group, Ngozi Okonjo (30/1/2008), pinjaman tersebut telah digunakan pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan energi, industri, dan pertanian. Sementara yang sektor yang paling mendominasi selama 20 tahun pertama yakni infrastruktur yang pemberiannya kepada masyarakat miskin. Total hutang Indonesia kepada Bank Dunia adalah 243,7 Trilyun rupiah dan total hutang pemerintah Indonesia kepada berbagai pihak mencapai 1600 Trilyun rupiah.
Anggoro (2008) menulis, ada beberapa tugas Bank Dunia di Indonesia. Pertama, memimpin Forum CGI. Aggota CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI  “membantu” pembangunan di Indonesia dengan cara memberikan pinjaman uang serta bantuan teknik untuk menciptakan aturan-aturan pasar dan aktivitas ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan negara-negara dan lembaga donor.
Tugas kedua Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar, bekerjasama dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank). Tugas Bank Dunia yang lain adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan privatisasi dan kebijakan yang memihak pada perusahaan-perusahaan besar.
Dana hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk hutang proyek dan hutang dana segar.
a. Hutang Proyek
Hutang proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja barang dan jasa secara kredit. Namun, sayangnya, hutang ini justru menjadi alat bagi Bank Dunia untuk memasarkan barang dan jasa dari negara-negara pemegang saham utama, seperti Amerika, Inggris, Jepang dan lainnya kepada Indonesia.
b. Hutang Dana Segar
Hutang dana segar bisa dicairkan bila Indonesia menerima Program Penyesuaian Struktural (SAP). SAP mensyaratkan pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan yang bentuknya, antara lain:
1. swastanisasi (Privatisasi) BUMN dan lembaga-lembaga pendidikan
2. deregulasi dan pembukaan peluang bagi investor asing untuk memasuki semua sektor
3. pengurangan subsidi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti: beras, listrik, pupuk dan rokok
4. menaikkan tarif telepon dan pos
5. menaikkan harga bahan bakar (BBM)
Besarnya jumlah hutang (yang terus bertambah) membuat pemerintah juga harus terus mengalokasikan dana APBN untuk membayar hutng dan bunganya. Sebagai illustrasi, dapat kita lihat data APBN 2004 dimana pemerintah mengalokasikan Rp 114.8 trilyun (28% dari total anggaran) untuk belanja daerah, Rp 113.3 trilyun untuk pembayaran utang dalam dan luar negeri (27% dari total anggaran), dan subsidi hanya Rp 23.3 trilyun (5% dari total anggaran). Dari ketiga komponen anggaran belanja tersebut, anggaran belanja daerah dan subsidi masing-masing mengalami penurunan sebesar Rp 2 trilyun dan Rp 2.1 trilyun. Sedangkan alokasi untuk pembayaran utang mengalami kenaikan sebesar Rp 14.1 trilyun.
Komposisi dalam anggaran belanja negara tersebut mencerminkan besarnya beban utang tidak saja menguras sumber-sumber pendapatan negara, tetapi juga mengorbankan kepentingan rakyat berupa pemotongan subsidi dan belanja daerah. Karena itu, meski Bank Dunia memiliki semboyan “working for a world free of  poverty”, namun meski telah lebih dari 60 tahun beroperasi di Indonesia, angka kemiskinan masih tetap tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik tahun 2009, ada 31,5 juta penduduk miskin di Indonesia.
Anggoro (2008), peneliti dari Institute of Global Justice, menulis, kerugian yang diderita Indonesia karena menerima pinjaman dari Bank Dunia adalah sebagai berikut.
1.    Kerugian dalam bidang ekonomi
-Indonesia kehilangan hasil dari pengilangan minyak dan penambangan mineral (karena diberikan untuk membayar hutang dan karena proses pengilangan dan penambangan itu dilakukan oleh perusahaan-perusahaan transnational partner Bank Dunia)
-Jebakan hutang yang semakin membesar, karena mayoritas hutang diberikan dengan konsesi pembebasan pajak bagi perusahaan-perusahaan AS dan negara donor lainnya.
-Hutang yang diberikan akhirnya kembali dinikmati negara donor karena Indonesia harus membayar “biaya konsultasi” kepada para pakar asing, yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para ahli Indonesia sendiri.
-Hutang juga dipakai untuk membiayai penelitian-penelitian yang tidak bermanfaat bagi Indonesia melalui kerjasama-kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas-universitas.
-Bahkan, sebagian hutang dipakai untuk membangun infrastuktur demi kepentingan perusahaan-perusahaan asing, seperti membangun fasilitas pengeboran di ladang minyak Caltex atau Exxon Mobil. Pembangunan infrastruktur itu dilakukan bukan di bawah kontrol pemerintah Indonesia, tetapi langsung dilakukan oleh Caltex dan Exxon.
2. Kerugian dalam bidang politik
-  Keterikatan pada hutang membuat pemerintah menjadi sangat bergantung kepada Bank Dunia dan mempengaruhi keputusan-keputusan politik  yang dibuat pemerintah. Pemerintah harus berkali-kali membuat reformasi hukum yang sesuai dengan kepentingan Bank Dunia.
Hal ini juga diungkapkan ekonom Rizal Ramli (2009), ”Lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, dan sebagainya dalam memberikan pinjaman, biasanya memesan dan menuntut UU ataupun peraturan pemerintah negara yang menerima pinjaman, tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga di bidang sosial. Misalnya, pinjaman sebesar 300 juta dolar AS dari ADB yang ditukar dengan UU Privatisasi BUMN, sejalan dengan kebijakan Neoliberal. UU Migas ditukar dengan pinjaman 400 juta dolar AS dari Bank Dunia.”
Cara kerja Bank Dunia (dan lembaga-lembaga donor lainnya) dalam menyeret Indonesia (dan negara-negara berkembang lain) ke dalam jebakan hutang, diceritakan secara detil oleh John Perkins dalam bukunya, “Economic Hit Men”. Perkins adalah mantan konsultan keuangan yang bekerja pada perusahaan bernama Chas T. Main, yaitu perusahaan konsultan teknik. Perusahaan ini memberikan konsultasi pembangunan proyek-proyek insfrastruktur di negara-negara berkembang yang dananya berasal dari hutang kepada Bank Dunia, IMF, dll.
Mengenai pekerjaannya itu, Perkins (2004: 13-16) menulis, “…saya mempunyai dua tujuan penting. Pertama, saya harus membenarkan (justify) kredit dari dunia internasional yang sangat besar jumlahnya, yang akan disalurkan melalui Main dan perusahaan-perusahaan Amerika lainnya (seperti Bechtel, Halliburton, Stone & Webster) melalui proyek-proyek engineering dan konstruksi raksasa. Kedua, saya harus bekerja untuk membangkrutkan negara-negara yang menerima pinjaman raksasa tersebut (tentunya setelah mereka membayar Main dan kontraktor Amerika lainnya), sehingga mereka untuk selamanya akan dicengkeram oleh para kreditornya, dan dengan demikian negara-negara penerima utang itu akan menjadi target yang mudah ketika kita memerlukan yang kita kehendaki seperti pangkalan-pangkalan militer, suaranya di PBB, atau akses pada minyak dan sumber daya alam lainnya.”
Dalam wawancaranya dengan Democracy Now! Perkins mengatakan, “Pekerjaan utama saya adalah membuat kesepakatan (deal-making) dalam pemberian hutang kepada negara-negara lain, hutang yang sangat besar, jauh lebih besar daripada kemampuan mereka untuk membayarnya. Salah satu syarat dari hutang itu adalah—contohnya, hutang 1 milyar dolar untuk negara seperti Indonesia atau Ecuador—negara ini harus memberikan 90% dari hutang itu kepada perusahaan AS untuk membangun infrastruktur, misalnya perusahaan Halliburton atau Bechtel. Ini adalah perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan ini kemudian akan membangun jaringan listrik, pelabuhan, atau jalan tol, dan ini hanya akan melayani segelintir keluarga kaya di negara-negara itu. Orang-orang miskin di sana akan terjebak dalam hutang yang luar biasa yang tidak mungkin bisa mereka bayar.”
Untuk kasus Ekuador, Perkins menulis, negara itu kini harus memberikan lebih dari 50% pendapatannya untuk membayar hutang. Hal itu tentu tak mungkin dilakukan Ekuador. Sebagai kompensasinya, AS meminta Ekuador agar memberikan ladang-ladang minyaknya kepada perusahaan-perusahaan minyak AS yang kini beroperasi di kawasan Amazon yang kaya minyak.
Tak heran bila kemudian ekonom Joseph Stiglitz pada tahun 2002 mengkritik keras Bank Dunia dan menyebutnya “institusi yang tidak bekerja untuk orang miskin, lingkungan, atau bahkan stabilitas ekonomi”. Dengan demikian, menurut Stiglitz, Bank Dunia pada prakteknya menyalahi tujuan didirikannya bank tersebut, sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini, yaitu untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan menjaga kestabilan ekonomi.
Melihat kinerja seperti ini, menurut Anggoro (2008), Bank Dunia sesungguhnya telah melanggar Piagam PBB yang menyebutkan, “to employ international machinery for the promotion of the economic and social advancement of all peoples”. Dengan kata lain, Bank Dunia sebagai salah satu organ PBB mendapatkan mandat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa-bangsa. Bank Dunia malah memfokuskan operasinya pada penguatan pasar dan keuangan melalui ekspansi ekonomi perusahaan multinasional, dan membiarkan Indonesia selalu berada dalam jeratan hutang tak berkesudahan.[]
Tulisan terkait:  Tentang Liberalisme Ekonomi (1): Sri Mulyani Itu Orang Baik Kok!
—–
Daftar Pustaka
Volker Rittberger dan Bernard Zangl, 2006, International Organization, New York:Palgrave MacMillan.
Ponny Anggoro, Why Does World Bank Control Indonesia, dimuat di jurnal Global Justice Update, Volume VI, 1st Edition, May 2008, http://www.globaljust.org/index.php?option=com_content&task=view&id=187&Itemid=133
John Perkins, Economic Hit Man (edisi terjemahan), Jakarta: Abdi Tandur.
http://en.wikipedia.org/wiki/World_Bank
http://en.wikipedia.org/wiki/Structural_adjustment
http://www.antara.co.id/berita/1247296978/pengamat-lipi-data-kemiskinan-bps-jadi-tertawaan
Rizal Ramli, Membangun dengan Lilitan Utang, sebagaimana diberitakan dalam http://www.news.id.finroll.com/articles/75304-____membangun-bangsa-dengan-lilitan-hutang-(2)-oleh-yudhi-mahatma____.html
Transkrip wawancara dengan John Perkins
http://www.democracynow.org/2004/11/9/confessions_of_an_economic_hit_man
Total Utang RI ke World Bank Rp243,7 T
(Liputan diskusi dengan Managing Director World Bank)
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/01/30/20/79590/20/total-utang-ri-ke-world-bank-rp243-7-t
Website resmi PBB, http://www.un.org/

Tuesday, 19 February 2013

Rahasia Haikal Sulaiman


Rahasia Haikal Sulaiman

Haikal Sulaiman, alias Kuil Sulaiman, atau dikenal dengan Solomon Temple adalah wilayah suci kaum Yahudi. Haikal Sulaiman ini memiliki sejarah yang sangat panjang, diperkirakan pada abad 17 SM orang-orang Bani Israel ditimpa kelaparan dan kekeringan sehingga mereka bersama dengan Nabi Ya’qub berhijrah dari Palestina ke Mesir menemui nabi Yusuf yang saat itu menjadi menteri di pemerintahan Fir’aun. Namun kemudian kaum Yahudi di usir dari Mesir akibat berbagai perseteruan dengan rakyat pribumi.

Akhirnya kaum Yahudi yang saat itu dipimpin oleh Yusa’ (pengganti dan penerus kepemimpinan nabi Musa) hijrah dan menetap di wilayah Kan’an (Palestina). Pada tahun 990 SM, Nabi Daud berhasil mendirikan sebuah pemerintahan di Jerusalem. Salah satu proyek yang diadakan Daud adalah mendirikan Baitul Maqdis. Namun karena nabi Daud harus pergi berperang ke luar, maka beliau memerintahkan anaknya yang bernama Sulaiman as untuk membangun Baitul Maqdis. Ditengah pembangunannya itu Sulaiman membangun Haekal sebagai tempat peribadahan lengkap dengan altar penyembelihan kurbannya.

Setelah Sulaiman as wafat pada tahun 922 SM, pemerintahan Daud terpecah menjadi dua : kerajaan Isarel di sebelah utara dan kerajaan Yahudza di sebelah selatan. Diantara keduany sering terlibat peperangan panjang hingga masa mereka dihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM. Pada penyerangan ini terjadi penghancuran terhadap Yerusalem termasuk terhadap Haekal Sulaiman.

Tercatat silih bergantilah para penguasa Palestina dan Jerusalem sejak saat itu. Mulai dari dikuasai oleh kerajaan Persia, Yunani, Romawi, dan kerajaan Islam. Dari Sejarah tentang Haikal Sulaiman tersebut, tercatat telah 3 kali Haikal tersebut di hancurkan.

Keberadaan Haikal Sulaiman itu sendiri sebenarnya masih menjadi kontroversi, sebagian menyakini bahwa Haikal ini berada dalam Baitul Maqdis seperti yang di klaim bangsa Israel sekarang, tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa Haikal Sulaiman berada diluar pekarangan Masjidil Aqsha. Namun banyak juga yang meyakini bahwa Haikal Sulaiman itu tidak ada, dan kalaupun ada hanyalah puing-puing saja.

prototype haikal sulaiman - solomon temple


Begitu ngototnya Bangsa Israel untuk menemukan kembali Haikal Sulaiman, termasuk dengan ingin menghancurkan Baitul Maqdis mengundang tanda tanya tersendiri tentang niat tersebut.

Diluar niat keagamaan untuk mendirikan lagi Haikal Sulaiman, ada beberapa teori tentang niat kaum Yahudi ini. Salah satu teori yang cukup terkenal adalah : "Teori Harta Karun di dalam Haikal Sulaiman"

Dipercaya bahwa Ketika Knights of the Temple (Kesatria Templar) datang Yerusalem mereka menemukan harta karun yang tak terkira berharga. Kesatria Templar menemukan berbagai kitab-kitab ilmu sihir yang diajarkan pada jaman nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman resah dengan berbagai kitab yang merusak keimanan tersebut sehingga mengumpulkan semua manuscript sihir dan menguburnya didalam Haikal. Para Templar tanpa sengaja menemukan buku-buku tersebut dan menyadari kekuatan sihir yang terdapat dalam manuscript tersebut bisa mengubah dunia dan memberikan mereka kekuatan tak terkira. Warisan cerita inilah yang dipercaya membuat para kaum freemasonry keukeuh untuk membangkitkan kembali Haikal Sulaiman.

Well, itu hanya teori. Yang jelas adalah, Rahasia Haikal Sulaiman tetaplah menjadi rahasia.

Night All.

sumber : http://www.poztmo.com/2011/10/rahasia-haikal-sulaiman.html

Monday, 18 February 2013

Pangeran Sambernyowo




13556158241525061660
koleksi Trophen Museum

Ketawang Clunthang
Lelana laladan sepi
Wusnya sepi anggayuh warsiteng adi
Lire adi sepa sepah ing asamun
Tinarbuka sagung gumlaring dumadi
Dumadine tan samar kodrating Widhi
Nulya labet harjaning gesang sesami

Dhandhanggula
Wonten malih tuladhan prayogi
Wanodyayu trahing Witaradya
Dyah Rubiah tetengere
Tansah nggegulang kalbu
Amrih kandel kumandeling ati
Duk jaman ing samana
Nyata wus misuwur
Karana sulistyanira
Risang Ayu ginarwa Sang Adipati
Trahing Mangkunagara
(Kaanggit dening Ki Soedarsono Sa’Tjiptorahardjo)
Teks Ketawang Clunthang di atas adalah sebuah  gambaran tentang Raden Mas Said, yang dikenal juga dengan nama Pangeran Sambernyawa, yang Kelak bertahta di Surakarta dengan gelar  KGPAA Mangkunegara I.

Beliau bergerilya melawan penjajah Belanda sejak usia 18 hingga 32 tahun. Jadi selama 17 tahun, hidupnya diabdikan untuk mengusir penjajah. Ia mempunyai garwa padmi anak dari Pangeran Mangkubumi. Mertua dan menantu ini bahu membahu bergerilya dari desa ke desa. Tetapi di tengah perjuangan itu Pangeran Mangkubumi berhasil dibujuk oleh Gubernur Jenderal Batavia untuk ditahtakan di Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Hamengku Buwono I.

Pangeran Sambernyawa sangat merakyat dannperjuangannya melawan penjajah Belanda juga bahu-membahu bersama rakyat, Sehingga beliau dalam menyatukan pasukannya selalu dengan pekikan: “Tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh. Artinya dalam berjuang mengusir penjajah kalau satu mati, semua harus berjuang sampai mati. Kalau satu berjaya, semua juga harus berjaya. Sama rata sama rasa sama bahagia.

Di tengah perjalanan, di sebuah desa Matah, beliau beristirahat untuk beberapa waktu. Pada malam hari ada seorang warga desa yang nanggap wayang. Beliau hanya menonton dari jauh. Tiba-tiba Pangeran Sambernyowo melihat sinar dari langit turun ke halaman tempat perhelatan. Beliau mendekati cahaya itu dan ternyata berasal dari paha salah seorang penonton, seorang gadis yang kainnya tersingkap. Beliau lalu menyobek kain sang gadis di dekat pengasihan. Pada malam itu hampir semua penonton perempuan tertidur pulas, termasuk sang gadis yang kainnya tersingkap tadi.

Setelah pertunjukan usai, sang ajudan diminta memanggil seluruh penonton perempuan dan berbaris berjajar di hadapan Raden Mas Said. Setelah melihat gadis yang kainnya disobek tadi maka RMS meminta agar sang gadis bisa segera membawa ayahnya ke hadapannya.
Begitu sang ayah dihadapkan ternyata ia adalh Kyai Nuriman guru ngajinya. maka dimintalah Rubiyah, nama gadis tersebut sebagai istri. Lalu diberi gelar RAy Patahati, karena lahir di desa Matah dan mematahkan hati sang Pangeran.

Tembang ke-dua Dhandahanggula adalah untuk menggambarkan siapa Rubiah yang cantik dan kelak menjadi kepala prajurit wanita yang selalu unggul dalam peperangan. Dan putra-putrinya kelak, atas didikan sang ayahanda KGPAA Mangkunegara I, setiap panen padi, tidak ada terkecuali seluruh anggota Puri Mangukenagaran harus turun ke sawah untuk ikut ani-ani memanen padi.

Pada usia 22 tahun, R. M. Sahid dijodohkan dengan putri P. Mangkubumi yaitu R. A. Inten. Oleh mertuanya itu nama R. M. Said diberi gelar Pangeran Adipati Hamengkunegoro Senopatining Panata Baris Lalana Adikareng Nata. Pesanggrahan mereka berada di Mataram. Maka atas penghormatan sang menantu, P. Mangkubumi ditahtakan di Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Kangjeng Susuhunan Pakubuwono Senopati ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama. R. M. Sahid kemudian diangkat sebagai patih sekaligus panglima perang dan bergelar Senopati Kawasa Misesa Wadya. Selama 9 tahun mereka melawan Kartasura dan Belanda.

Ketika R. M. Said berusia 28 tahun, terjadi perselisihan dengan P. Mangkubumi yang sekaligus paman dan mertuanya. Pangkal perselisihan adalah ketika Paku Buwono II wafat, kerajaan diserahkan kepada Belanda. Belanda kemudian membujuk Mangkubumi akan diberi kekuasaan, yang disahkan dalam Perjanjian Giyanti (1755M).  Inti perjanjian adalah kekuasaan Mataram dipecah dua. P. Mangkubumi diberi kekuasaan baru di Yogyakarta yang kemudian disebut Kesultanan dan PB III berkuasa di Surakarta yang kemudian disebut Kasunanan. Mangkubumi lalu berganti gelar Sultan Hemengku Buwono Senopati Ngalogo Abdurarahman Sayidin Panatagama.

R. M. Said bercita-cita menyatukan kembali Mataram, maka ia terus berperang melawan Belanda, dan itu berarti melawan Kasultanan dan Kasunanan yang mau bekerjasama dengan Belanda. R. M. Said dalam berperang melawan Belanda dan juga Kasunanan dan Kasultanan memakan waktu 16 tahun dan terdiri atas 250 peperangan.  Ia sendirian melawan Belanda, Hemengkubuwono I (P. Mangkubumi), dan Paku Buwono III.
Taktik penyerangan dengan menggunakan 3 cara: dhedhemitan, weweludan, dan jejemblungan.  Menghindar dari musuh yang berjumlah besar, menyerang musuh ketika lengah dengan secepat-cepatnya, bunuh musuh sebanyak-banyaknya, setelah itu pergi dan menghilang. Karena taktik itulah kemudian Raden Mas Said dijuluki Pangeran Sambernyawa.
 
Catatan:
Saat menulis artikel ini saya terganggu oleh beberapa telepon yang tidak harus tidak harus saya angkat. Pergulatan kekuasaan raja-raja Jawa selalu penuh dengan intrik dan tipu daya. Mengapa Belanda harus menaklukkan semua raja-raja di Nusantara? Karena ia ingin memboyong semua emas kepunyaan Raja-Raja Nusantara ke Belanda. Hanya Amangkurat I yang emasnya tidak dibawa karena mau menjadi penjilat Belanda.
Seluruh kekayaan Kekuasaan Nusantara yang dibawa ke Belanda mencapai 57.150 ton lebih emas batangan. Setelah Belanda kalah dengan Jerman, kemudian emas tersebut dipindahkan ke Bank Zurich di Jerman. Dan ketika Jerman kalah oleh Amerika, emas itu semua diboyong sebagai rampasan perang ke Amerika.

Itulah yang pada suatu hari nanti terjadi perjanjian Green Hilton antara Soekarno dan Kennedy. Intinya Amerika mengakui bahwa emas itu milik raja-raja Nusantara akan tetapi tidak ada klausul yang menyebutkan bahwa kekayaan itu bisa ditarik kembali. Dalam perjanjian itu Sukarno tetap meneken dengan catatan bahwa sewanya per tahun 2 - 3%. Dan kolateral inilah yang dijadikan aset mendirikan Bank Dunia. Hingga tahun 2008 kalau dihitung bunganya sudah hampir sama dengan nilai aset semula.
darimana raja-raja nusantara mempunyai emas sebanyak itu? Investigasi yang menarik. Apabila tulisan ini diseyujui oleh 1 juta orang, saya akan buka sejarahnya yang bisa dipertanggungjawabkan secara ideologis, secara ilmih, dan secara historis. Termasuk apa sih kesimpulan pertemuan raja-raja Nusantara tahun 2000 di Bali?

sumber : http://sejarah.kompasiana.com/2011/11/28/pangeran-sambernyowo-416519.html

Sunday, 17 February 2013

Geni's partner Family Tree DNA is a global leader in DNA tests specialized for genealogy.

Dear Ari,

We’re thrilled to announce that DNA tests for genealogy are now available on Geni! And for a limited time only, we're offering you a special discount on this cutting-edge technology to enhance your family history research.
With our simple cheek-swab DNA test, you can make discoveries you never knew were possible:
  • Discover your origins and find new relatives - have you hit a brick wall in your research? DNA can solve lifelong family history puzzles.
  • Map your ethnic origins - do you have European, Native American, Jewish or African American ancestry you didn't know about?
  • Prove your surname's ancestry - are the males carrying your surname really related to each other?
Geni's partner Family Tree DNA is a global leader in DNA tests specialized for genealogy. Pioneers of genetic genealogy, Family Tree DNA established the world's largest DNA database for genealogy (with more than 400,000 DNA records) and are well known for their work with National Geographic on the Genographic Project. You are in the best hands when you test with Geni and Family Tree DNA.
Read how a DNA test brought together long lost relatives. Choose from 13 available DNA tests including paternal line, maternal line, and comprehensive ancestral tests, all at special low prices.
View Geni DNA tests
We're offering a particularly large discount on the most versatile DNA test, called Family Finder. Based on autosomal DNA, Family Finder can find people related to you through any shared ancestor, within the last 5 generations, not just through the direct paternal or maternal lines.
All DNA tests are used for genealogical purposes only and do not analyze any disease or medical information. Privacy is strictly enforced. The results are analyzed in an advanced genetic genealogy lab in Houston, Texas and are not shared with anyone but you. All DNA tests are a one-time purchase with no subscripion fees, and you will continue to receive new DNA matches for free for many years to come as more people are tested.
If you're eager to enrich your family history or if you're curious to try out some of the most revolutionary technology for genealogy available, be sure to review your options with the new DNA testing service on Geni. If you have questions about these DNA tests, read our detailed DNA FAQ.
View the new DNA tests on Geni --
The Geni Team

Wikipedia

Search results

AddThis

Bookmark and Share

Facebook Comment

Info Archive

Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Arief Natadiningrat :

"Kami berharap, negara ini tidak melupakan sejarah. Dulu sebelum kemerdekaan Bung Karno meminta dukungan keraton untuk bisa membuat NKRI terwujud, karena saat itu tak ada dana untuk mendirikan negara. Saat itu keraton-keraton menyerahkan harta yang mereka punya untuk kemerdekaan negara ini,"

http://nasional.kompas.com/read/2010/12/05/1725383/Para.Sultan.Dukung.Keistimewaan.Yogya

THE FSKN STATMENT IN SULTANATE OF BANJAR : SESUNGGUHNYA KETIKA RAJA - RAJA MEMBUAT KOMITMENT DGN BUNG KARNO DALAM MENDIRIKAN REPUBLIK INI , SEMUA KERAJAAN YG MENYERAHKAN KEDAULATAN DAN KEKAYAAN HARTA TANAHNYA , DIJANJIKAN MENJADI DAERAH ISTIMEWA. NAMUN PADA KENYATAANNYA ...HANYA
YOGYAKARTA YG DI PROSES SEBAGAI DAERAH ISTIMEWA ... AKANKAH AKAN MELEBAR SEPERTI KETIKA DI JANJIKAN ... HANYA TUHAN YG MAHA TAU. ( Sekjen - FSKN ) By: Kanjeng Pangeran Haryo Kusumodiningrat

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=177026175660364&set=a.105902269439422.11074.100000589496907