Freemason merupakan gerakan Yahudi, sangat berperan dan secara
sistematis dalam runtuhnya agama-agama. Bukan sekedar agama (Islam) yang
mereka hancurkan tetapi semua agama yang di dunia, termaktub dalam
slogan mereka
Dan di sini, bukan untuk berdamai
dengan hukummu
Kami di sini untuk mengubahmu,
dari luar, dari dalam
Ini, sama sekali bukan sebuah protes
Tapi ini adalah kebangkitan jiwa kami
(Robert Arthur Lewis)
Sumber : Published by raden wiraatmadja
http://www.scribd.com/doc/232716330/KebangkitanFreemason-Zionis-DiIndonesia
Saturday, 12 July 2014
KebangkitanFreemason & Zionis DiIndonesia
Labels:
ancient,
BIS,
civilization,
dollar,
emas,
G20,
gold,
IMF,
invest,
Kerajaan Nusantara,
leluhur,
nusantara,
peradaban,
saham,
UN,
World Bank,
world terasury
Saturday, 14 June 2014
Cakra Manggilingan Titik Balik Peradaban Nusantara
sumber : http://reemill.blogspot.com/2013/01/cakra-manggilingan-titik-balik.html
Cakra manggilingan adalah filosofi atau keyakinan berputarnya roda kehidupan baik mikrokosmos maupun makrokosmos. Secara bahasa berasal dari kata cakra yaitu lingkaran, roda dan manggilinganyaitu berputar, menggelinding. Bentuk melingkar cakra manggilingan itu membentuk keseimbangan dalam setiap lintasan perputarannya. Kehidupan alam fisik maupun alam sosial selalu silih berganti seperti roda kehidupan, ibarat pergantian terjadinya siang dan malam. Kondisi tersebut merupakan daur alamiah untuk menciptakan keseimbangan tata surya kehidupan jagad raya. Kodrat yang Maha Kuasa berganti bagaikan cakra manggilingan. Diatas prinsip penciptaan berkepasangan itulah Tuhan Yang Maha Esa menjadikan keadilan dan keseimbangan. Hidup ini ada gelap terang, tinggi rendah, tua muda, integrasi diferensiasi, yang semua itu digulirkan oleh Tuhan sesuai dengan kapasitas waktu yang ditetapkannya. Setelah mencapai jaman keemasan atau kertayoga akhirnya mengalami masa keruntuhan atau kaliyoga. Itulah kehidupan yang selalu berubah dan berputar mejalankan hukum kekuasaannya.
Kearifan Universal Nusantara dalam memandang daur kosmologi alam semesta juga disampaikan oleh para filosof dunia masa lalu maupun masa modern ini. Irama berulang dalam pertumbuhan budaya terkait dengan proses fluktuasi yang telah diamati selama berabad-abad dan menjadi bagian dari dinamika pokok alam semesta. Filsuf Cina yakin bahwa manifestasi realitas dihasilkan oleh dinamika yang saling mempengaruhi antara dua kutub kekuatan yaitu yin dan yang, Heraclitus dari Yunani Kuno membandingkan tatanan dunia seperti api abadi yang menyala dalam ukuran tertentu dan padam dalam ukuran tertentu, Empedocles menghubungkan perubahan-perubahan di alam semesta dengan pasang surutnya ‘cinta dan benci’. Begitu juga dengan para pemikir modern seperti Saint Simon melihat sejarah peradaban sebagai rangkaian pertukaran periode-periode organic dan kritis, sementara Herbert Spencer memandang alam semesta bergerak melalui suatu rangkaian integrasi dan diferensiasi dan Hegel memperhatikan sejarah manusia sebagai suatu perkembangan spiral dari suatu bentuk kesatuan melalui fase perpecahan menuju arah reintegrasi pada tataran yang lebih tinggi.
Dari disiplin filsafati tersebut sangat relevan untuk dijadikan rujukan dalam melihat fenomena kehidupan dunia hari ini. Ibarat seperti kondisi malam yang gelap gulita memberikan pesan seolah kehidupan dunia dan Nusantara khususnya hari ini sedang menjalani fase keterpurukan multidimensi. Perilaku kehidupan manusia sedang berada dalam kondisi titik nadir paling bawah dalam lintasan cakra manggilingan kehidupan alam semesta. Tuhan sedang mengkutuk peradaban dunia dengan kegelapan dan kezaliman disebabkan oleh tingkah laku manusia yang melampui batas-batas ketettapannya.
Krisis Multidimensi Lintas Benua
Dunia sedang mengalami gejala kerusakan alam dan sosial maha dahsyat pada millennium abad 21 ini. Amerika sedang marak terjadi penembakan masal di negaranya, Eropa sedang mengalami resesi ekonomi makro yang luar biasa, Afrika masih berkutat dengan kemiskinan dan kelaparan, Australia sering mengalami bencana alam, sementara di Asia masih sering terjadi gejolak perang untuk mempertahankan eksistensi penjajahan atas nama perekonomian. Fritjof Capra, The Turning Point (2007) menyatakan bahwa pada awal dua dasawarsa terakhir abad ke dua puluh, kita menemukan diri kita berada dalam suatu krisis global yang serius, yaitu suatu krisis kompleks multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan, kesehatan dan mata pencaharian, kualitas lingkungan dan hubungan sosial, ekonomi teknologi, dan politik. Krisis ini merupakan krisis dalam dimensi intelektual, moral spiritual, suatu krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan sejarah umat manusia.
Indokator-indikator tersebut juga sangat jelas terlihat di Nusantara. Nusantara sebagai bagian strategis dari silang dunia memperoleh dampak signifikan terhadap kerusakan morallitas peradaban dunia tersebut. Bangsa Indonesia telah mengalami dekadensi spiritual yang besar sehingga menjadikan kehidupan sosial penuh dengan kezaliman dan kemunafikan. Krisis kepemimpinan dan krisis sosial budaya tampak dalam setiap perilaku kehidupan bangsa ini yang anarkis dan tidak toleran. Kondisi permasalahan tersebut sangat relevan dalam tatanan kearifan lokal masyarakat Jawa yang menyatakan bahwa semua kejadian yang melanda bangsa ini sebagai penggenapan dari ramalan Ronggowarsito Serat Kalatidha dalam tembang Sinom bait 7 “Amenangi jaman edan, ewuh aya ing pambudi, milu edan nora tahan, yen tan milu anglakoni, boya kaduman melik, kaliren wekasanipun, ndilalah kasra Allah, begja-begjane kang lali, luwih begja kang eling lawan waspada”. Artinya hidup di dalam zaman edan, memang repot, akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak mengikuti geraknya zaman, tidak mendapat apapun juga, akhirnya kelaparan, tapi sudah menjadi kehendak Tuhan, bagaimanapun juga walaupun orang yang lupa itu bahagia tapi masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa ingat dan waspada.
Faktor Utama Permasalahan Dunia
Permasalahan kehidupan tersebut menjadi realitas yang harus dihadapi semua orang yang terlibat di kesatuan wilayah Nusantara. Upaya untuk menyelesaikan dan menanggapi persoalan tersebut dengan cara menguraikan factor utama yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi. Beberapa evaluasi dan identifikasi sumber masalah utama adalah merosotnya nilai-nilai luhur spiritualitas anak bangsa dalam menjalankan kehidupannya. Putra-putri bangsa lebih mengedepankan kemampuan intelektual daripada spiritualnya. Penyakit ini dinamakan penyakit Cyber yang hanya mengedepankan kemampuan rasional sehingga menjadikan pikiran manusia modern berubah menjadi pikiran mekanis dan digital, sering disebut HIV Human Intelligence Virus dan AIDS Acquired Intelligence Deficiency syndrome di dunia inteligensi pikiran. Inteligensi manusia bisa lenyap karena virus itu, sehingga Human Intelligence-nya mati dan diganti Artificial Intelligence, Rational Intelligence, atau Digital Intelligence (Nataatmadja,2003).
Secara lebih global, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya kecerdasan spiritual manusia modern yang sedang terjangkit penyakit spiritual dengan segala variasinya seperti spiritual crisis menurut Fritjof Capra, penyakit jiwa atau soul pain menurut Michael Kearney, penyakit eksistensial Carl Gustav Jung, darurat spiritual atau spiritual emergency menurut Cristina dan Stanislav Grof, patologi spiritual, alienasi spiritual maupun penyakit spiritual.
Titik Balik Peradaban Nusantara
Kearifan cakra manggilingan memberikan tanda bahwa segala sesuatu itu berputar. Ada siang dan ada malam, setelah hari ini malam besok harinya pasti siang. Kondisi kegelapan dunia yang terjadi hari ini menjadi peluang bagi manusia untuk memperbaikinya. Setiap manusia harus menyesuaikan diri dengan ritme perputaran alam semesta agar memperoleh perubahan menuju sinar terang matahari dunia. Ibarat sebuah waktu hari dimana waktu siang 12 jam dan waktu malam 12 jam, maka umur setiap peradaban juga mempunyai rentang waktu akan tegak dan runtuhnya. Menurut tradisi Tuhan, bahwa tiap-tiap umat ada batas waktunya, sebagaimana terjadi pada umat Nabi Musa, Isa, dan Muhammad yang masing-masing memiliki batas eksistensinya. Ada kelahiran dan kematian atau ada kebangkitan dan kehancuran. Jika dipetakan menurut kalender masehi yaitu semenjak kelahiran umat pimpinan Muhammad pada tahun 624 masehi, ditambah 700 tahun masa kejayaan sampai tradisi kehancurannya pada tahun 1324 masehi, dan ditambah lagi waktu tradisinya 700 tahun, maka menurut tradisi Tuhan umat pilihan akan dibangkitkan kembali pada awal abad ke 21 masehi atau tahun 2024 masehi.
Hal ini didukung oleh penemuan Professor James H.L Lawler (1990) dari Nexial Institue telah menemukan siklus 700 tahun terhadap bangkit dan runtuhnya peradaban kerajaan monolitik maupun fragmentary pada masa lalu yang didokumentasikan lebih dari 150 kerajaan besar di dunia. Hal senada diungkapkan oleh Manteb Sudarsono (2010) menyitir ramalan pujangga besar Ronggowarsito yang mengategorikan masa-masa sekarang ini adalah apa yang disebut sebagai kala bendu. Kala bendu itu akan berakhir ketika pandawa mulat sirnaning temanten yaitu sebuah sengkalan atau sandi tahun yang kalau diterjemahkan menjadi tahun 2025. Tuhan akan memberikan rahmat yang luar biasa bagi mereka yang mengetahui, realisasi janji-Nya mengenai era kebangkitan, bangsa Indonesia ternyata diberi peluang pertama diantara kaum yang lain, dan tanda-tanda siksa yang teramat mengerikan itu sudah terbayang dalam suasana krisis dewasa ini (Nataatmadja,2006).
Futurology tersebut menurut Ronggowarsito dalam serat Joko Lodang dinyatakan ing weca kang wus pinesthi, estinen murih kelakon yang artinya di dalam ramalan atau fakta potensial yang sudah ditentukan haruslah diusahakan dan diperjuangkan supaya segera dapat terjadi atau fakta konkret (Purwadi, 2004). Dalam Bahasa Ir Soekarno pada saat lahirnya Pancasila mengatakan “tidak ada satoe Weltanchauung dapat mendjadi kenjataan, menjadi realiteit, djika tidak dengan perdjoeangan! Zonder perdjoeangan itu tidaklah ia akan mendjadi realiteit”. Semua teori dan futurology masa depan tersebut harus diperjuangkan dalam bentuk konrkrit karya-karya nyata sehingga apa yang menjadi cita-cita dapat tercapai. Memaknai dari proses daur kosmologi alam semesta tersebut, bahwa kehidupan sosial dan peradaban manusia saling berputar dan silih berganti antara peradaban baik dan buruk maka terdapat sebuah potensial bagi Nusantara untuk bangkit dari keterpurukan. Nusantara sebagai bangsa strategis dan mempunyai peran vital bagi dunia mempunyai kesempatan besar untuk mengikuti laju perputaran kehidupan untuk mencapai kesejahteraan sebagaimana yang menjadi cita-cita bangsa dalam pembukaan UUD 1945. Semua putra-putri Nusantara harus sadar dan bangun dari ketertidurannya sehingga mampu menjadikan bangsa ini bangkit serta menjadi bangsa teladan bagi dunia lainnya.
Transformasi Budaya Pancasila Untuk Dunia
Dalam usaha untuk memperbaiki keadaan alam sosial ini dibutuhkan orang-orang yang memahami ilmu cakra manggilingan untuk mengendalikan perubahan tersebut. Pengendali cakra manggilingan disebut cakraningrat dalam bahasa Jawa dan cakravartin dalam bahasa Sriwijaya. Wahyu Cakraningrat adalah wahyu atau ilmu ‘wijining ratu’, wahyu pewaris raja sebagai lambang derajat kekuasaan yang dipercaya mampu memegang kendali kepemimpinan. Sementara itu makna daricakravartin adalah supremasi moral dan religious legitimasi para penguasa semesta atau raja diantara para raja yang memerintah di pusat mandala Sriwijaya. Sosok cakravartin adalah sosok penguasa universal, raja tertinggi diantara manusia. Makna literal dari cakravartin adalah ‘pemutar roda’ yang merujuk pada roda keberuntungan yang menaikkan atau menurunkan keberuntungan manusia. Ilmucakraningrat atau cakravartin perputaran roda zaman ini dapat dipelajari dari nilai-nilai luhur Nusantara dan dunia pada umumnya.
Arnold Toynbee dalam A Study of History (1972) melihat pola dasar dalam terjadinya peradaban sebagai suatu pola interaksi ‘tantangan’ dari lingkungan alam dan sosial yang memancing ‘tanggapan’ kreatif dalam suatu masyarakat, kelompok sosial, yang mendorong masyarakat itu memasuki proses peradaban dengan mengalami suatu transisi dari kondisi statis ke aktivitas dinamis. Hukum alam Tuhan memang mengatakan sebuah kondisi tak stabil akan membuat ‘pergerakan’ untuk menuju ke-stabilan Hukum Newton. Fritjof Capra (2007) menyatakan bahwa sebuah peradaban cenderung kehilangan tenaga budayanya dan kemudian runtuh setelah mencapai puncak vitalitasnya, hal ini disebabkan oleh hilangnya fleksibilitas. Hilangnya fleksibilitas dalam masyarakat yang mengalami disintegrasi ini disertai dengan hilangnya harmoni secara umum pada elemen-elemennya sehingga mengarah pada meletusnya perpecahan dan kekacauan sosial. Sementara peradaban-peradaban minoritas kreatif yang sedang berkembang menunjukkan keberagaman dan kepandaiannya yang tidak pernah berhenti dalam melanjutkan proses tantangan dan tanggapan itu. Proses evolusi budaya ini akan terus berlanjut tetapi dalam kondisi-kondisi baru dengan tokoh-tokoh yang baru pula. Kondisi tersebut sangat mirip dengan kondisi Nusantara ini sehingga upaya-upaya solusi berbasis budaya harus segera dilakukan untuk menyambut masa transisi peradaban tersebut.
Transformasi dan evolusi pembudayaan Pancasila di Nusantara menjadi solusi titik balik peradaban ini. Pembudayaan Pancasila dapat dilakukan dengan metodologi interpretasi, internalisasi dan aktualisasi. Interpretasi Pancasila adalah mentafsirkan dan menguraikan kembali makna sila-sila Pancasila dengan berlandaskan kajian keilmuan yang ilmiah dan alamiah bersifat universal. Interpretasi digunakan untuk meyakinkan orang lain dan mendorong orang lain untuk merubah cara berpikir dan tingkah laku mereka berdasarkan Pancasila. Internalisasi Pancasila dilakukan dengan penghayatan, pengendapan kesadaran dan penyatuan nilai-nilai dalam sila Pancasila untuk menjadi kepribadian akhlak (karakter sejati) manusia Nusantara. Aktualisasi Pancasila dengan mengamalkan segala nilai-nilai Pancasila yang telah diperoleh dari proses interpretasi dan internalisasi dalam bentuk aksi-aksi nyata bidang kegiatan budaya, sosial, dan ilmiah. Nusantara harus kembali melakukan interpretasi, internalisasi, dan aktualisasi sila-sila Pancasila yang terdiri atas dasar prinsip Ketuhanan, prinsip kemanusiaan, prinsip persatuan, prinsip kerakyaatan dan prinsip keadilan. Diatas lima prinsip universal itulah bangsa Nusantara akan mengalami titik balik peradaban dunia, merubah kondisi keterpurukan bangsa menjadi bangsa percontohan yang ‘gemah ripah loh jinawi toto titi tentrem kerto raharjo dadi kiblating dunya’.
Kunci sukses dalam setiap perjuangan adalah keyakinan dan aplikasi perbuatan. Kesatuan antara pemikiran, perkataan dan perbuatan menjadi harga mati dalam setiap usaha meraih asa. Dalam terminology pohon diibaratkan kesatuan antara akar, batang dan buah. Putra-putri Nusantara harus memiliki power of the will atau icha shakti yaitu tekad bulat untuk mengubah kondisi bangsa, memilikipower of knowingness atau gyaana shakti dengan mengembangkan keahlian, pengetahuan yang diperlukan untuk daya tahan dan bekerja keras dalam menuntut ilmu, dan terakhir harus mempunyaipower of action atau kriya shakti yaitu melaksanakan dengan berkarya setiap saat, dengan ilmu dan kesungguhan dan penuh keceriaan. Dengan dasar tersebut, sangat berpeluang bagi Nusantara untuk kembali bangkit dalam titik balik peradaban untuk kembali menjadi pusat peradaban dunia, Nusantara menjadi mercusuar dunia.
editor : Heru Mulyanto
Labels:
ancient,
BIS,
civilization,
dollar,
emas,
G20,
gold,
IMF,
invest,
Kerajaan Nusantara,
leluhur,
nusantara,
peradaban,
saham,
World Bank,
world terasury
Friday, 13 June 2014
"New Tomorrow", and Important Updates for this week
I have to send my friend Aaron from Soldier Hugs a HUGE thank you for sending me the link to this article: http://www.soldierhugs.com/off-ledger-global-collateral-accounts/
“New Tomorrow” has put together the most succinct and well documented history of the golden road and how we got to where we are now financially that I have ever read. Sorry David, but this article even outstrips your “Financial Tyranny” articles.
Part 1 and 2 are complete and are very in depth with tons of links to supporting documents- a long read, but well well worth the time.
Part 1 can be read HERE
Part 2 can be read HERE
I will post a section of Part 2 that deals with our current situation in regards to the collateral accounts and the Gold bonds that are part of the Keenan suit, but first I want to give an update on several things I’ve spoken about in the past few weeks.
We’ve always known that those in the positions of being decision makers and power movers have been liberally spraying smoke screens and at times spreading outright lies to keep people off balance and confused. The implementation of the new financial system and the release of the World Global Settlements and various other funds, and the Global Currency Revaluation has been kept under the heaviest blanket of secrecy imaginable and they don’t want to give anyone the ability to “KNOW” when it’s all going to happen. In the past week we’ve had this lesson driven home as we’ve realized that several of those whom we thought were working with us, were in fact withholding vital information.
Regardless of the questionable sources, our own personal sources have confirmation of very vital information. We are extremely excited about our current situation and where we all stand.
The prosperity packages are rolling out very very quickly right now- and we are looking for a magic number to trigger the event we are waiting for.
The World Global Settlements have been launched and that money is already on it’s way around the world.
The Wanta Reagan Mitterrand Protocol/Funds have been released.
The Soekarno funds are Not part of the WGS and have not yet been released.
I’m currently working confirmation that mortgages in the US are being paid off and trying to get clarification of which program/funds are involved.
“Casper’s” latest report was a huge pile of disinfo and lies. I’ve suspected that he’s is a disinformation specialist for a while, and this report absolutely confirms it. A few facts mixed with a whole lot of bull crap.
The Federal Reserve is NOT printing more money. They have not printed money since 2009, and haven’t printed even a single bill to replace the old and tattered bills since 2010. You can’t print anything if you don’t have printing presses or paper. QE3 is not what it seems nor what is being reported in the media.
Kerry from Project Camelot posted THIS yesterday:
“New Tomorrow” has put together the most succinct and well documented history of the golden road and how we got to where we are now financially that I have ever read. Sorry David, but this article even outstrips your “Financial Tyranny” articles.
Part 1 and 2 are complete and are very in depth with tons of links to supporting documents- a long read, but well well worth the time.
Part 1 can be read HERE
Part 2 can be read HERE
I will post a section of Part 2 that deals with our current situation in regards to the collateral accounts and the Gold bonds that are part of the Keenan suit, but first I want to give an update on several things I’ve spoken about in the past few weeks.
We’ve always known that those in the positions of being decision makers and power movers have been liberally spraying smoke screens and at times spreading outright lies to keep people off balance and confused. The implementation of the new financial system and the release of the World Global Settlements and various other funds, and the Global Currency Revaluation has been kept under the heaviest blanket of secrecy imaginable and they don’t want to give anyone the ability to “KNOW” when it’s all going to happen. In the past week we’ve had this lesson driven home as we’ve realized that several of those whom we thought were working with us, were in fact withholding vital information.
Regardless of the questionable sources, our own personal sources have confirmation of very vital information. We are extremely excited about our current situation and where we all stand.
The prosperity packages are rolling out very very quickly right now- and we are looking for a magic number to trigger the event we are waiting for.
The World Global Settlements have been launched and that money is already on it’s way around the world.
The Wanta Reagan Mitterrand Protocol/Funds have been released.
The Soekarno funds are Not part of the WGS and have not yet been released.
I’m currently working confirmation that mortgages in the US are being paid off and trying to get clarification of which program/funds are involved.
“Casper’s” latest report was a huge pile of disinfo and lies. I’ve suspected that he’s is a disinformation specialist for a while, and this report absolutely confirms it. A few facts mixed with a whole lot of bull crap.
The Federal Reserve is NOT printing more money. They have not printed money since 2009, and haven’t printed even a single bill to replace the old and tattered bills since 2010. You can’t print anything if you don’t have printing presses or paper. QE3 is not what it seems nor what is being reported in the media.
Kerry from Project Camelot posted THIS yesterday:
I am being told there are at least 3 confirmations of something going on off the coast of San Francisco, involving US Navy Ships and an unknown number of Chinese vessels. I am being told this involves the arrest of possibly around 600 bankers.. who may be being held in a US ship… under arrest by the Hague. The arrests are being carried out by the U.S. military.At this time, regardless of the fact that i have more data I am being asked by at least one source not to go into any more detail than that. Apparently there are a number of operations going on at this time.At least one source has suggested that this may actually be a cover operation for something more far reaching.
This week I had two separate sources pass me this information as well.
Regardless of the people out there bashing Drake and his messages, the arrests are taking place- quietly- and as soon as a certain financial event takes place, we will hear much more on this topic.
I know that the vast majority of people are unwilling, or incapable, of believing in something they can’t see or hear in the media. It takes a leap of faith to put your hope on something unseen…
…but that’s where we are at right now. I can tell you some of what I know is happening, the rest is a leap that is a combination of faith, hope, and following your inner voice that deep inside tells you that change is here.
Regardless of the people out there bashing Drake and his messages, the arrests are taking place- quietly- and as soon as a certain financial event takes place, we will hear much more on this topic.
I know that the vast majority of people are unwilling, or incapable, of believing in something they can’t see or hear in the media. It takes a leap of faith to put your hope on something unseen…
…but that’s where we are at right now. I can tell you some of what I know is happening, the rest is a leap that is a combination of faith, hope, and following your inner voice that deep inside tells you that change is here.
******************************************************
President Eddie Soekarno, the Amanah, the Book of Maklumat, and the Indonesian connection
As more information continues to come forth regarding the parameters of this extraordinary lawsuit and its ramifications on the freeing up of the global economy, the pieces of the puzzle are slowly beginning to fit together.
As stated previously, in exchange for the gold which was surrendered by the Kuomintang government and the Dragon Family, bonds were issued in both 1928 as well as 1934 by the Federal Reserve Bank. An additional series of bonds were issued in 1968. These were known as ‘Kennedy Bonds’. The issuance of these bonds provides a key link back to the aforementioned Green Hilton Memorial Agreement, signed by president John F. Kennedy. According to the lawsuit,
As stated previously, in exchange for the gold which was surrendered by the Kuomintang government and the Dragon Family, bonds were issued in both 1928 as well as 1934 by the Federal Reserve Bank. An additional series of bonds were issued in 1968. These were known as ‘Kennedy Bonds’. The issuance of these bonds provides a key link back to the aforementioned Green Hilton Memorial Agreement, signed by president John F. Kennedy. According to the lawsuit,
“The Kennedy Bonds represent a series of notes printed for the purpose of creating a settlement fund for the gold and other precious metals transferred to the United States under the terms of the Green Hilton Memorial Agreement (GHMA), November 11, 1963 which was executed by, among others, President John F. Kennedy and President Soekarno, the first President of Indonesia, who had previously been entrusted with the care of the gold.”
Yet another series of bonds were issued in 1998 as part of the Dragon Families attempts to collect interest on previously issued bonds. In each instance of bond issuance, the obligations for payment were never met by the Federal Reserve nor by the Bank for International Settlements. According to the wording of the Keenan federal lawsuit, in a statement made by Akihiko Yamaguchi, a “Signatory of the Dragon Family”, and the same gentleman mentioned previously as being a part of the Chiasso incident,
“We, the Dragon Family, requested some interest to the U.S. Government on 1998…And, we have received the Kennedy Bonds, issued in 1998, as one of the interest payments from the U.S. Government. I recognize as my position that the Kennedy Bonds were issued by the U.S. Government as the interest only for the Dragon Family.”
According to the wording of the lien against the Federal Reserve bank,
“The gold was acquired through a time when gold coin and gold bullion could not be privately owned and had to be surrendered to the State. The States combined the bullion into a single central deposit (the BIS) whereby all countries would have equitable access. The gold is actually owned by the Governments through their Ministry of Finance. In 1948, under U.N. Resolution MISA 81704, Operation Heavy Freedom, President Soekarno was appointed as M1 (Monetary Controller) and the entire centralized system was put under his disposal as Trustee. It is deposited into the system by a group of Trustees appointed by Soekarno. These trustees formed an association of Trustees now known as the Amanah, otherwise known as the Mandates. The Mandates have assigned their authority over the accounts to Neil F. Keenan and Keith F. Scott.”
What can be gleaned from this is that this entire cache of gold has been passed between trustees (Soekarno – The Amanah – Neil Keenan) since at least the late 1940′s. The way in which the rightful owners of this gold, the Dragon family and other Asian societies, have kept track of their deposits is through something known as the The Book of Maklumat or The Book of Codes. According to Benjamin Fulford, in an article posted on the 8th of November, 2011, just weeks before the Keenan lawsuit was filed (viewable HERE),
“This is a book that details the historical ownership of much of the world’s gold by a group of Asian royal families. They also have copies of the original cash certificates and evidence of how this money was transferred to the custodianship of the Government of the United States for the use on behalf of the international community.”
The following short audio clip from David Wilcock (HERE) explains in very simple terms the entire history of everything that you have read previously.
What is also coming to light is the fact that vast swaths of gold remain buried throughout the nation of Indonesia, perhaps even far more than was buried in the Philippines by Japan during Operation Golden Lily. Whether or not this is gold that was put on deposit through the BIS and the Federal Reserve or if it is in fact part of a vast network of treasure which was buried and kept secret by the Asian royal families is as yet unknown. It has also been brought to the attention of this writer that large amounts of gold are buried within Taiwan, Thailand, and Australia. Once again, it is not quite certain as to whether or not this gold has been ‘put on deposit’ or whether it has been kept a closely guarded secret. It also bears noting that according to the wording of the Keenan Federal lawsuit, the total value of the bonds granted to the Dragon family over the course of the past eighty years stretches into the “many thousands of trillions of United States Dollars.”

What is also coming to light is the fact that vast swaths of gold remain buried throughout the nation of Indonesia, perhaps even far more than was buried in the Philippines by Japan during Operation Golden Lily. Whether or not this is gold that was put on deposit through the BIS and the Federal Reserve or if it is in fact part of a vast network of treasure which was buried and kept secret by the Asian royal families is as yet unknown. It has also been brought to the attention of this writer that large amounts of gold are buried within Taiwan, Thailand, and Australia. Once again, it is not quite certain as to whether or not this gold has been ‘put on deposit’ or whether it has been kept a closely guarded secret. It also bears noting that according to the wording of the Keenan Federal lawsuit, the total value of the bonds granted to the Dragon family over the course of the past eighty years stretches into the “many thousands of trillions of United States Dollars.”

Pictures of Southeast Asian gold vaults provided to this writer by Drake Bailey via Neil Keenan

Gold vault in Thailand
One final thing bears noting in regards to this lawsuit and these liens. According to personal testimony from some of the principals involved, this writer understands that there are several different financial packages that are currently on the table in regards to what exactly will take place once these funds are released, and once the cabalist structure is removed from power. As mentioned previously, this is a world-wide effort involving more than 140 nations. Part of the discussion involves the funding of a plethora of ground-breaking new technologies which are currently in operation and have been very carefully suppressed for at least one hundred years. As we shall see in Part III of this research report, these new technologies have the potential to usher the world into a new golden age by providing cheap and limitless new sources of energy that will bring the world out of poverty, clean up all toxicity (air, land and sea), provide nutritious food and clean water to every person on earth, and lead us into a new dawn of deep space travel.
Labels:
ancient,
BIS,
civilization,
dollar,
emas,
G20,
gold,
IMF,
invest,
Kerajaan Nusantara,
leluhur,
nusantara,
saham,
World Bank,
world terasury
Thursday, 17 April 2014
MISTERI TANAH PARA NABI
MISTERI TANAH PARA NABI
Salam sejahtera saya ucapkan kepada semua. Bagi meneruskan kesinambungan artikel saya mengenai bangsa-bangsa awal dunia, para Nabi terawal serta kaitannya dengan tanah Nusantara yang bertuah ini maka saya persembahkan satu artikel berbentuk teori untuk kita sama-sama memikirkan kebenaran disebaliknya. Dalam artikel ini kita akan mengembara di zaman yang paling jauh yang tak pernah saya pergi sebelum ini. Saya akan bawa anda ke zaman dimana manusia pertama bertapak dibumi. Ya...zaman Nabi Allah Adam a.s bersama isterinya Hawa serta anak-anak mereka setelah baginda dikeluarkan dari Taman Jannah.
Sebenarnya para pembaca sekalian, persoalan ini telah membelengu pemikiran saya sejak beberapa tahun yang lalu. Namun hanya sekarang baru saya mampu untuk merungkaikanya setelah membaca dan mengkaji dari pelbagai sudut termasuklah dari sudut Agama. Apakah persoalan tersebut? Ia adalah mengenai teori yang menyatakan bahawa Nabi Adam itu diturunkan oleh Allah di tanah Nusantara. Saya percaya yang ramai diantara pembaca sekalian telahpun tahu samaada melalui pembacaan atau mendengarnya dari sumber kedua tentang perkara ini. Namun bagi saya jika saya tidak mengkajinya sendiri nescaya saya tidak akan berpuas hati dengan jawapan yang saya terima. Sebab itulah saya telah cuba membuat sedikit penyelidikan dan rujuk silang mengenai teori tersebut.Oleh itu mari kita hayati kisah manusia pertama ini dahulu, ADAM.
Pada era penciptaan ADAM, Azazil dan kuncu-kuncunya membelot dan membantah tentang pembinaan ADAM tambahan lagi disuruh untuk tunduk dan sujud. Akhirnya Azazil dan pengikutnya diburukkan wajah mereka dan dihalau keluar dari langit. Mereka inilah di namakan sebagai ‘fallen angle’oleh masyarakat barat. Mereka inilah yang pertama sekali menduduki bumi baru. Di dalam ‘syurga’ pula, Adam dan Hawa bergelak tawa. Tapi, di sudut dalam hati manusia, sebenarnya wujud calitan ‘azazil’ yang ego tadi lalu meresap kedalam diri. Calitan itulah yang mengoda ADAM dan HAWA supaya memakan buah yang di larang. Peristiwa itu menyebabkan mereka berdua di halau keluar dari syurga.
Pada hakikatnya, peristiwa itu hanyalah sebagai sebab musabab untuk ADAM dan HAWA keluar dari ‘syurga’ menuju ‘Dunia’. Sejak awal penciptaan ADAM lagi, sudah di tentukan tujuannya untuk mentadbir bumi dan menjadi pemimpin pada golongan yang engkar yakni golongan Fallen Angle tadi serta anak cucu mereka. Dek kerana itulah, turunnya ADAM dan HAWA. Mereka turun sebagai pemimpin pada campuran ‘fallen angle’ dan spesis lain yang diciptakan di bumi baru sebelum penurunan ADAM. Setakat itulah yang saya tahu dan jika mahu lebih, anda haruslah mencari dan mengkajinya sendiri.
NABI ADAM a.s tidak turun dengan tangan kosong. Baginda telahpun dipenuhkan dirinya oleh Allah swt akanILMU SEGALA NAMA. Baginda kemudiannya mewariskan ilmu ‘segala nama’ kepada anak cucunya yang haq. Anak cucu inilah yang menjadi dewa-dewi atau wali-wali keramat yang dikenali pada catitan-catitan ketamadunan kuno. Tetapi, dikhabarkan juga, ada ahli yang mendapat ilmu ini untuk diaplikasikan mengikut hawa nafsu. Lantas terbinalah kecanggihan fizikal yang berlandaskan materialistic seperti bangunan yang tinggi-tinggi dan teknologi pembuatan senjata yang memusnah.
Jadi, pada era itu, terdapat dua golongan dewangga atau wali. Satu, dewa yang mengurus dunia dengan arahanNYA dan satu lagi, dewa atau orang keramat yang mahu membina dunia sebagai syurga hawa nafsu yang sudah pastinya disemarakkan oleh bisikan Azazil si Iblis. Maka, terjadilah ‘pertelingkahan’ sehingga kini. Inilah dinamakan sebagai ‘light and dark’ hitam atau putih, Ying atau Yang, antara yang baik dengan yang jahat. Pertempuran ini sentiasa terjadi sehingga kini. Jadi para pembaca semua setakat ini sudah tentu anda faham apa yang hendak saya sampaikan. Daripada tulisan diatas kita semua tahu bahawa Nabi Adam a.s telah diturunkan Allah dari syurga ke suatu tempat di atas bumi dengan dilengkapi dengan ILMU SEGALA NAMA. Persoalannya di sini, dimanakah tempatnya Nabi Adam mendarat dari syurga tersebut? Mari kita bincangkan bersama.
Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abi Hatim, yang diterimanya dari Abdullah bin Umar, menyatakan bahwa Adam turun ke dunia di Bukit Shafa, sedangkan Hawa turun di Bukit Marwah. Akan tetapi, riwayat dari Ibnu Abi Hatim ini terdapat versi lain, yang menyatakan bahwa tempat turunnya Nabi Adam di Bumi, berada di antara negeri Makkah dengan Thaif. Di sisi lain, menurut riwayat Ibnu Asakir yang diperoleh dari Ibnu Abbas, menyatakan bahwa Nabi Adam turun di Hindustan dan Hawa turun di Jeddah. Dimana makna Jeddah berasal dari kata Jiddah, yang berarti nenek perempuan. Syaikh Yusuf Tajul Khalwati berpendapat, Nabi Adam turun diPulau Serendib. Beliau ketika itu menduga, Pulau Serendib adalah Pulau Ceylon (Sri Langka). (sumber: Tafsir Al Azhar, Juzu’ I, tulisan Buya HAMKA) Tetapi berdasar penelitian, kata Serendib adalah bahasa Sanskrit yang ditulis dalam bahasa Arab, yang aslinya berasal dari kata Suvarna Dwipa pulau emas yakni Sumatera, yang merupakan sebahagian dari kawasan pentas Sunda. Maka melalui pendapat yang dikemukankan oleh Syeikh Yusuf Tajul Khalwati, saya mula mengatur benang-benang untuk cuba mencari kebenaran yang mengatakan Nabi Adam turun di Nusantara. Sememangnya persoalan ini adalah amat membingungkan kerana tiadanya sebarang rekod sejarah mahupun nas-nas dari Al Quran yang menyatakan tempat dimana Nabi Adam turun di bumi. Namun sejak dari zaman Rasulullah lagi telah banyak cubaan dilakukan oleh ahli-ahli tafsir untuk memecahkan kebuntuan tersebut seperti yang kita dapat lihat dalam penulisan sebelum ini.
Selain daripada tafsiran-tafsiran yang dibuat oleh Syeikh Yusuf Khalwati terdapat beberapa lagi tafsiran dari sumber-sumber yang boleh dipercayai kesahihannya. Cuma apa yang diperlukan adalah anjakan paradigma dan pandangan yang sedikit berbeza sahaja. Antara riwayat yang saya maksudkan adalah seperti;
· Dari Qatadah ra, beliau berkata bahwa Allah swt meletakkan Baitullah (di bumi) bersama Nabi Adam as. Allah swt telah menurunkan Nabi Adam as di bumi dan tempat diturunkannya adalah di tanah AL HIND. Dan dalam keadaan kepalanya di langit dan kedua kakinya di bumi, lalu para malaikat sangat memuliakan Nabi Adam as, kemudian Nabi Adam as pelan-pelan berkuranglah tinggi beliau. (H.R. Musonif Abdur Razaq).
· Dari Ibnu Abbas r.huma. telah berkata : “Sesungguhnya tempat pertama dimana Allah swt turunkan Nabi Adam as di bumi adalah di AL HIND”. (H.R.Hakim)
· Dari Ali ra. Telah berkata: “Bumi yang paling wangi adalah tanah AL HIND, di sanalah Nabi Adam as. Diturunkan dan pohonnya tercipta dari wangi surga”. (Kanzul Ummal).
· Dari Ibnu Abbas r.anhum. telah meriwayatkan Ali Bin Abi Thalib ra. Telah berkata: “Di bumi tanah yang paling wangi adalah tanah AL HIND (kerana) Nabi Adam as. telah diturunkan di AL HIND, maka pohon – pohon dari AL HIND telah melekat wangi-wangian dari surga.” (H.R.Hakim)
· Dari Ibnu Abbas r.hum telah berkata bahwa Jarak antara Nabi Nuh as dengan hancurnya kaumnya adalah 300 tahun. Dari tungku api (tannur) di AL HIND telah keluar air dan kapalnya Nabi Nuh as. Berminggu-minggu mengelilingi Ka’bah. (H.R.Hakim) (riwayat ini penting kerana kita telah tahu bahawa Nabi Nuh berkemungkinan besar berasal dari Sundalan. Jadi AL HIND disini adalah Nusantara dan bukan India. Namun ini hanya teori yang masih banyak harus diperbaiki jadi seeloknya jangan kita ambil bulat-bulat kesimpulan ini.
· Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. mengatakan bahawa seorang raja dari AL HIND telah mengirimkan kepada Nabi saw. sebuah tembikar yang berisi halia. Lalu Nabi saw. memberi makan kepada sahabat – sahabatnya sepotong demi sepotong dan Nabi saw pun memberikan saya sepotong makanan dari dalam tembikar itu. (H.R.Hakim)
· Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Nabi saw. telah menjanjikan kepada kami tentang perang yang akan terjadi di AL HIND. Jika saya menemui peperangan itu maka saya akan korbankan diri dan harta saya. Apabila saya terbunuh, maka saya akan menjadi salah satu syuhada yang paling baik dan jika saya kembali (dengan selamat) maka saya (Abu HUrairah ra.) adalah orang yang terbebas (dari neraka). (H.R. An Nasai)
· Dari Ali Ra. berkata bahwa dua lembah yang paling baik dikalangan manusia adalah lembah yang ada di MEKKAH dan lembah yang ada di AL HIND, dimana Nabi Adam as. diturunkan. Di dalam lembah itu ada satu bau yang wangi, yang darinya bisa membuat kamu jadi wangi.
· Dari Ibnu Abbas ra. meriyawatkan dari Nabi saw telah bersabda bahwa Sesungguhnya Nabi Adam as. telah pergi haji dari AL HIND ke Baitullah sebanyak seribu kali dengan berjalan kaki tanpa pernah naik kendaraan walau sekalipun.(H.R.Thabrani)
· Dari Ubay bin Ka’ab ra. mengatakan: “Saya berkeinginan untuk keluar di jalan Allah ke AL HIND”. Ubay bin Ka’ab ra. bertanya kepada Hasan ra.: “Berilah saya nasihat!”. Hasan ra. berkata: “Muliakanlah perinta Allah dimanapun kamu berada maka Allah akan memuliakan kamu”. (H.R. Baihaqi fii Syu’bul iman)
· Dari Sauban r.a dari Rasulullah saw beliau bersabda: “Dua gulongan dari ummatku yang diselamatkan Allah dari Neraka. Iaitu golongan yang berperang di AL HIND dan golongan yang berkumpul bersama Isa a.s.” (Riwayat Nasai dan Ahmad)
Pada era satu bangsa yakni pada era kepimpinan anak cucu Adam yang berjaya menyatupadukan segala makhluk, kehidupan mereka cukup hebat. Baik dari segi spiritual dan fizikal. Emas itu umpama mainan saja. Terdapat juga kota-kota yang hebat. Kota di bawah laut dan di atas gunung. Tapi benua yang termaju itu terpecah dua dan saling bertelingkahan dan di akhiri dengan peristiwa perang besar. Pada era itu juga, mungkin bukan hanya ‘atlantis’ atau ‘lemuria’ saja yang wujud tapi masih ada lagi wilayah-wilayah lain yang hebat seperti ketamadunan ‘ramayana’ yang di sebut dalam kitab hindu. Tapi, janganlah kita pening untuk memikirkan lokasi-lokasi mereka ini dengan berlandaskan peta kini. Ternyata ketika zaman dahulu, peta mereka cukup lain .Apapun, kita tinggalkan tentang itu.Kemudiannya, peristiwa banjir besar terjadi lantas menenggelamkan segala yang ada. Bahtera NUH yang besar, mendarat di tanah besar yang kini di kenali sebagai Asia Barat.
Dari situ, bermulalah kehidupan yang baru di mana, manusia-manusia hybrid seperti Neanderthal dan homo sapien awal dihapuskan (atau mungkin di sembunyikan) sebab itu kita hanya jumpa rangka sahaja. Yang tinggal hanyalah manusia dari keturunan ADAM dan haiwan-haiwan yang di selamatkan. Bertebaranlah mereka membina kehidupan yang baru. Di suatu tempat yang lain pula, benua yang baru saja tenggelam itu membiarkan tanah paling tinggi mereka tidak di tenggelami air. Jadi, wujudlah apa yang kita saksikan sekarang ini sebagai tanah ‘Nusantara’. Tanah-tanah tinggi ini dahulunya pernah di diami oleh para dewa-dewi atau wali keramat pada era ADAM. Tetapi, sejak peninggalan NUH dan banjir besar, tanah ini kosong dan menunggu kepulangan penduduk asalnya. Tapi bilakah mereka itu akan pulang kepangkuan tanah ‘dewa’ ini? (peringatan kepada semua pembaca, bila saya sebut dewa bukan bermakna saya menyekutukan Allah tetapi ini merujuk kepada apa yang difahami oleh manusia zaman purba yakni manusia-manusia terpilih selain Nabi yang ada karamah atau ilmu yang tinggi sehingga disembah sebagai dewa samaada secara sengaja atau tidak sengaja). Bagi lebih memahami perihal ini kita akan lihat era-era berikut satu persatu dimulakan dengan era Adam.
ERA ADAM
“Manusia dulunya SATU UMAT, kemudan berpecah-pecah” Al-quran 19:10
Umat yang satu, itulah di mana era ADAM dan warisnya menjadi khalifah. ADAM yang berumur hampir 1000 tahun itu sudah tentu dapat mendirikan ketamadunan yang hebat demi menyatukan semua makhluk di bawah kekhalifahannya. Dengan ILMU SEGALA NAMA di berikan padanya itu, ternyata dia dapat mengurus SATU UMAT dengan baik. Namun umatnya bukan sahaja terdiri dari keturunannya malahan termasuk golongan fallen Angel atau jin-jin, gergasi dan raksasa seperti yang ada diceritakan dalam Al Quran, serta makhluk pelik-pelik mungkin termasuk NAGA yang pada ketika itu bertebaran di muka bumi. Bagaimanapun, dia tidak keseorangan. Bersamanya, anak cucunya yang di beri HAQ untuk mengurus dunia secara bersama seperti Nabi Syith dan anak cucunya yang lain. Jika anda seorang ahli sufi atau seorang yang suka mencari kerahsiaan dalam agama, anda tentu pernah mendengar frasa ini; ‘ADAM mewariskan amanahNYA kepada keturunannya’.
Terdapat dua pergertian untuk ini, salah satunya adalah mengenai pewarisan ILMU SEGALA NAMA ini yang sesekali tidak akan hilang. Keduanya adalah, mengenai sifat, kelakuan dan nama-namaNYA yang di serap kedalam ADAM lantas di wariskan kepada anak cucunya yang HAQ. Pewaris ILMU SEGALA NAMA ini di beri HAQ untuk mengurus bumi. Mereka ini boleh kita gelarkan sebagai DEWA-DEWI atau jika anda berasa kurang senang menggunakan konotasi tersebut boleh juga gunakan para WALI-WALI. Biarpun apa frasanya, yang penting, mereka ini mengurus dunia dengan keizinan DIA yang maha besar.
Kemudian, terdapat pertikaian berlaku dan ia menyebabkan Umat yang satu berpecah-pecah, ini sudah tentu sebab itu para Malaikat sebelum Allah menjadikan Adam sudah dapat meneka bahawa anak cucunya akan membawa kerosakan. Pertikaian ini mungkin dari mereka yang ingin menjadi ‘dewa-dewa atau Wali-wali’ tapi tiada HAQ contohnya dalam kes Habil dan Qabel. Ada yang mencuri sedikit dari ILMU itu dan membina ketamadunan mereka sendiri yang menjadi asas kepada perbezaan bangsa sekarang. Pada masa yang sama juga, terdapat DEWA-DEWI yang hanya bermatlamatkan DUNIA seperti Qabel dan anak cucunya yang mendendami adik beradiknya yang lain. Jadi, dunia pada ketika itu, terbahagi kepada dua, namun ini semua di atas kehendakNYA. Bukankah ALLAH itu maha perancang?! Pertentangan ini berterusan sehinggalah berlaku peperangan yang pertama di bumi yaitu peperangan diantara puak Qabil dan puak anak-anak Adam yang salih yang diketuai oleh Nabi Syits, adik kepada Qabil. Qabil setelah membunuh Habil dikatakan telah melarikan diri ke Mesir atau Babil dan menetap dengan anak cucunya disitu. Keturunannya dinamakan Bani Qabil yang memulakan tamadun di lembah Nil dan seterusnya menjadi umat Nabi Idris. Diriwayatkan bahawa Allah swt menyeru Nabi Syits memerangi Qabil dan puaknya. Akhirnya Qabil berjaya ditangkap dan dihukum mati. Setelah dia mati anank-anak serta cucu Qabil menuntut mayat Qabil dan kemudiannya cuba untuk menanamnya. Namun sebelum mereka sempat menanam mayat Qabil Syaitan yang menyamar sebagai seorang manusia telah menasihati mereka supaya menanam Qabil didalam batu berhablur yang dipahat sebagai keranda. Syaitan atau Iblis juga menasihati mereka supaya mayat itu dipakaikan dengan pakaian yang cantik-cantik serta diawetkan dengan garam dan disertakan dengan barang-barang perhiasan dan makanan. Kemudian Iblis mengarahkan agar keranda batu itu diletak didalam sebuah binaan dan dipuja setiap setahun sekali dengan membawa makanan dan wangian. Maka bermulalah upacara menghormati si mati seperti mumia Mesir purba.( sumber Israeliat).
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu” Al-quran 34:7: Surah : AL-A'RAAF
“Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya” surah al- an’am ayat 123.
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” surah al-an’am ayat 165.
ERA KETURUNAN ADAM
“Maka jika kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu.” surah yunus ayat 94.
Pada era ADAM dan anak cucunya yang mengurus bumi, mereka di gelar DEWA-DEWI atau wali-wali. Bila saya kata begitu, sudah pasti ada daripada anda mengatakan “apakah ALLAH itu lemah sehinggakan perlukan pengurus di bumi?” Jika ada yang berkata begitu, ayat pertama yang akan saya semburkan pada dia adalah “SIAPA YANG MELEMAHKAN SIAPA? ALLAH ITU MAHA BERKEHENDAK dan adakah kehendakNYA itu akan melemahkan DIA, sudah tentu tidak. Itulah tanda kekuasaaNYA”Allah boleh berkehendakkan apa sahaja untuk berlaku samaada ia menampakkan kelemahan mahupun kekuatan kerana Allah itu maha bijak dan maha mengetahui dari kita. Saya tahu, memang ramai yang belum ‘open-mind’ dalam hal sebegini, saya tegaskan mengenai sikap kita kini yang mana suka sangat lemahkan kekuasaan ALLAH. Jika berlaku kajian pelik-pelik, dengan cepat mereka akan katakan ‘Jangan cabar Tuhan?”. Apaka Tuhan itu tercabar? Sudah tentu tidak, kerana setiap kejadian itu adalah menunjukkan MAHA BESARNYA DIA dalam memberi keizinan.
Berbalik perihal ILMU NAMA, pada era ADAM dan seterusnya, sehingglah ‘hari pembersihan’ itu. Dewa-dewi ini ada juga yang mengangkat dari kalangan mereka sebagai raja. Raja-raja ini akan tinggal di istana yang penuh hiasan yang cantik dan perbuat dari emas. Ini semua berdasarkan memori atau cerita ceritun dari nenek moyang mereka ADAM yang ada pada manusia itu tentang ‘syurga’ di mana tempat asalnya ADAM dan HAWA.
Dewa-dewi ini tetap lah juga manusia sebab mereka adalah anak cucu Adam juga, tetapi mereka ini golongan yang mendapat keilmuan yang tinggi kerana tanggungjawab yang telah diberikan kepada mereka. Namun akhirnya manusia dari era selepasnya terkesan dengan karamah-karamah yang ada pada mereka ini sehinggakan patung-patung mereka dicanai dan disembah seperti tuhan. Lama kelamaan perbuatan menyembah berhala ini menjadi suatu agama yang universal dan merebak ke seluruh dunia. Maka muncul lah dewa dewi yang pelbagai nama antaranya Enki dan Enlil, Diana, Baal, Zeus, Hera,Vishnu, Rama, Brahma,Venus dan banyak lagi yang merupakan nama-nama para manusia yang mempunyai ilmu segala nama yang diwarisi dari datuk atau moyang mereka ADAM.
ERA NUH
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu” surah al-an’am ayat 6.
Selepas beberapa siri peperangan dan kekejaman yang amat hebat, bumi ketika itu harus di ‘bersih’kan demi kesejahteraan manusia khalifah. Pada ketika tu, banjir besar mulai melimpah-limpah. Terdapat bukti saintifik mengatakan bahawa pada jutaan tahun dulu, bumi mempunyai dua bulan dan satu daripadanya telah ‘lari’ orbitnya dan menyebabkan gegelang bulan yang terdiri dari ais itu jatuh ke bumi lalu menyebakan banjir besar.Namun ini masih dalam konteks kontroversi sebab tiada maklumat dari sumber yang bertauliah yang boleh mengesahkannya.Dalam buku EDEN IN THE EAST pula, STEPHEN OPPENHEIMER mengatakan sebelum terjadinya banjir besar terhebat ini, sudah terjadi 2 siri banjir sebelumnya tapi ia tidak membawa kepada kemusnahan. Pada kali ketiga itu, suhu mulai menurun dan menyebabkan banyak tanah-tanah membeku. Bila tiba masanya shu meningkat pula, secara tiba-tiba, ais ini mencair dan menyebakan banjir yang membinasakan di seluruh dunia. Akibatnya, dunia dalam era banjir besar.
Bahtera NUH yang dapat memuatkan ribuan umat manusia dan ribuan spesis haiwan ini amat menghairankan saintis pada zaman ini. Jika mengikut apa yang di khabarkan di dalam BIBLE dan AL-QURAN, makanya, bahtera ini cukup-cukup besar kerana dapat membuatkan sekalian mahkluk demi penghidupan selanjutnya. Di atas bahtera itu, NUH lah raja dan di ibaratkan BAHTERA itulah satu-satunya tanah yang berpenghuni. NUH lah yang mempunyai ILMU SEGALA NAMA itu. Jika tidak, masakan dapat beliau membina bahtera yang cukup besar dan mengarah sekalian makhluk menaiki bahteranya itu, baik haiwan, manusia atau jin sekali pun. Maka memang benarlah NUH adalah ‘raja lautan’ dan waris NUH lah yang mewarisi ILMU SEGALA NAMA itu. Selepas lamanya pelayaran itu (akibat menunggu air banjir surut), akhirnya, bahtera mereka terdampar di suatu tempat di sekitar Asia barat, di mana, di sinilah bermulanya era ketamadunan baru muncul.
Dari transformasi dan asimilasi di dalam kapal, wujud manusia yang berupa kini yang mana merekalah yang akan meneruskan penceritaan bumi baru ini sehingga ke hari kiamat. Ada bezakah manusia kini dan manusia dulu? Dari pengetahuan saya, perbezaannya adalah pada limitasi manusia itu sendiri di mana, manusia kini tidak lagi mampu untuk membuat kelakuan di luar adat (magik) dan tidak mampu untuk berubah bentuk atau mungkin terbang seperti manusia zaman Era ADAM. Akhirnya, pelarian dari tanah tenggelam itu mendarat dan membina ketamadunan mereka sendiri. Berlarianlah mereka ke seluruh dunia sehingga tiba masanya, wasiat NUH harus di tunaikan. APAKAH WASIAT NUH itu?.Jadi, apakah bangsa yang pertama sekali wujud di muka bumi itu? Bangsa itu adalah bangsa yang berdarah di raja dan berisi ILMU SEGALA NAMA yang mengetahui wasiat NUH. Bangsa itu adalah bangsa MIM…?!
Pendaratan bantera itu kemudiannya di susuli dengan pegerakkan anak-anak Nuh a.s (yafidt, Sam dan Ham) lalu membentuk bangsa-bangsa mengikut warna kulit. Ada yang mengatakan Yafidt melahirkan bangsa berkulit putih dan bergerak menuju ke barat dan utara. Sam melahirkan bangsa berkulit kuning dan Ham melahirkan bangsa berkulit hitam (di katakan sebagai sumpahan kerana bersetubuh ketika bencana). Ketiga-tiga waris Nuh as ini bergerak dan melahirkan ketamadunan dunia yang sedia kita ketahui seperti Sumeria, Akkadian, Mesir dan lain-lain. Bukanlah mereka yang membuka ketamadunan ini akan tetapi anak cucu kepada mereka-mereka inilah yang membukanya. Jadi, di manakah pula bangsa MIM ini. Golongan yang menjadi raja, bangsawan dan para pendita inilah bangsa MIM di setiap ketamadunan itu tadi. Rakyat-rakyat itu pula adalah waris dari golongan beriman yang menaiki bahtera NUH as itu tadi.
Bagaimana ini boleh terjadi? Di dalam bahtera NUH itu anak-anak NUH as melahirkan waris mereka masing-masing. Umur mereka pada ketika itu juga amat panjang. Anak-anak Nuh as itu bukanlah turun pada satu tempat akan tetapi berpisah di tiap-tiap daratan kerana itulah wasiat Nuh as. Apakah itu wasiat Nuh as? Wasiat Nuh adalah kata-kata kepada warisnya supaya Kembali Semula Ke Tanah Asal Mereka yakni Pentas Sundayang tenggelam itu. Jadi, demi memenuhi wasiat itu, di setiap pergerakkan waris anak-anak Nuh as ini, akan terdirinya ketamadunan yang hebat.
Salah satu bukti yang jelas mengatakan di sini, yakni Nusantara adalah Pentas Sunda tempat bermulanya pelayaran Nabi Nuh adalah, dengan pengiktirafan hutan PAHANG sebagai hutan tertua di dunia dan terdapat sebuah daerah di Sumetera di namai LEMUR. Selain itu, bukti lain adalah, kajian daripada Stephen Oppenheimer dan Prof Arysio Santos, serta Thomas suarez yang membukukan kajiannya mengenai peta kuno dalam buku bertajuk “Early Mapping of Southeast Asia: The Epic Story”. Dalam buku Eden in the East Oleh Stephen Oppenheimer ini, beliau menerangkan secara saintifik mengenai berlakunya banjir besar ketiga yang mana telah menghapuskan sebahagian besar pemukaan bumi dan cerita mengenai pelayaran NUH dalam pelbagai versi ketamadunan dunia. PROF ARYSIO SANTOS pula menerangkan mengenai benarkah ATLANTIS berada di NUSANTARA dan dia benar-benar bermaksudkan sedemikian. Tapi, malang buatnya, selepas beberapa bulan bukunya di terbitkan, beliau telah di temui mati. Ada yang mengatakan ini semua perbuatan sabotaj yang mana tidak mahu kebangkitan di NUSANTARA terjadi. Adakah ini kerja Hidden Hand?
Apakah anda dapat melihat pola pergerakan kajian dari pengkaji barat ini? Baiklah, saya cuba bukakan minda anda seketika. Pada zaman dulu, yakni di era penjajahan, explorasi dunia di terajui oleh pihak barat yang mana mereka tiba-tiba mahu mencari ‘the lost world’. Akhirnya, Christpher Colombus menjumpai Amerika dan mengelarkannya itu sebagai ‘the lost world’. Tapi, hakikatnya apa yang di cari oleh Colombus itu adalah salah dan dia telah di malukan. Explorasi ini berterusan sehinggalah mereka bertemu dengan piramid GIZA dan mula mengkaji mengenai ketamadunan itu. Akhirnya, mereka cuba mengali mengenai asal keturunan Para FIRAUNini.
DI era millenium ini, secara tiba-tiba, para pengkaji barat cuba mengalih perhatian mereka kepadaNUSANTARA. Tapi, kebanyakkan dari mereka ini adalah pengkaji yang bebas dan tidak terikat dengan apa-apa organisasi. Sejak dari itu, mereka dapat merungkai misteri yang lepas-lepas seperti contoh, di mana ‘The Lost World’, ‘Solomon Mine’, ‘asal keturunan FIRAUN’ dan sebagainya. Segalanya berpunca daripada sini. Tapi, persoalannya, di sini tu bagaimana ? !Jika di kaji, di permukaan Tanah Nusantara kini, tiada sisa-sisa ketamadunan yang hebat-hebat seperti Sumeria, Mesir dan sebagainya. Jadi, bagaimana mereka boleh dikatakan semuanya berada di sini? Setakat ini, mereka dapat buktikan segala pernyataan itu dengan selaraskan data-data dari manuskrip dan buku-buku sejarah atau teknik rujuk silang seperti yang Cik Sri Selalu sebutkan.
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat” ayat 33, surah ali-imran.
Waris-waris Nuh ini bergerak menuju ke Pentas Sunda setelah mendarat di daratan yang cukup jauh dari kampung halaman mereka. Ayat quran di atas adalah klue yang harus kita ambil demi membongkar siapakah sebenarnya‘ahli rumah’ atau ‘ahlul bait’ ini. Ahlul bait bukanlah syarif atau syarifah dari golongan Arab semata-mata. Kita harus membongkar agar kesenimbungan waris ini dapat di jalinkan. Darah keturunan Nuhlah yang menjadi raja dan bangsawan sehingga menerbitkan raja-raja agung di ketamadunan yang hebat. Akan tetapi, semakin lama semakin mereka lupa akan wasiat itu. Cuma segolongan yang ‘ingat’ sahaja akan meneruskan perjalanan mereka menuju‘THE PROMISED LAND’.
Hal ini di burukkan pula dengan penyembahan berhala akibat dari pemujaan dewa-dewi serta raja-raja dan wali agung pada zaman dulu kala seperti kisah raja Namrud yang merupakan Cicit Kepada Nabi Nuh sendiri yang lupa akan kekuasaan Allah dan mengatakan dia anak Allah. Beliau juga mewarisi Ilmu-ilmu para Nabi sepertiMatematik, Astronomi dan Sains malahan beliau orang pertama di dunia yang mencipta konsep jam, menit dan saat serta membahagikan 24 jam kepada satu hari. Beliau juga pakar pembina bangunan tinggi, jambatan dan saluran irigasi. Kesemua ilmu ini telah diwarisi dari nenek moyangnya yang merupakan orang soleh dan Nabi-Nabi seperti Nabi Idris dan Nuh. Namun akibat kesombongannya dia leka dan lupa akan Allah dan mengangkat dirinya sebagai tuhan.
Jelas disini bahawa wasiat ilmu ADAM yang di turunkan kepada anak cucu baginda lantas menjadikan mereka itu sebagai ‘dewa’ atau wali. Tugas mereka adalah untuk mengurus, bukannya untuk di sembah. Tapi, akibat kebodohan manusia yang tidak mahu mengikut, mereka ini menyembah-yembah manusia ‘dewa’ ini dan jadikan mereka ini tuhan. Akibatnya, mereka di musnahkan atau di hapuskan terus dari permukaan bumi. Kenapa harus mereka menyembah tuhan manusia sedangkan ALLAH itu selayaknya di sembah kerena DIAlah zat maha segala.
Maka dapat saya simpulkan disini bahawa pencarian kita akan Tanah asal Nabi-Nabi terawal seperti Adam, Idris dan Nuh sudah semakin hampir. Walaupun saya tahu bahawa ada pihak yang kurang senang saya mengaitkan hal agama dalam penulisan saya namun hal ini tidak dapat dielakkan kerana kebanyakan sumber adalah dari situ. Dari itu kita dapat memberikan rumusan bahawa Nabi Adam a.s berkemungkinan besar diturunkan di Nusantara. Hal ini adalah kerana perkataan AL HIND yang digunakan oleh orang Arab untuk memanggil benua India bukan khusus untuknya saja sebaliknya AL HIND adalah konotasi untuk melambangkan kawasan Pengaruh HinduTermasuk Asia Tenggara. Oleh sebab itulah ketika Khalifah Muawwiyah menulis surat balasan kepada Maharaja Srivijaya dia memanggil Maharaja tersebut sebagai PENGUASA AL HIND. Malah surat dari Srivijaya kepada Khalifah Umar Abdul Aziz juga dicatatkan sebagai surat dari seorang Maharaja Al Hind. Namun seperti yang kita ketahui Srivijaya bukan terletak di India bukan?
Tambahan lagi saya menemui buku sejarah tulisan pengkaji luar berbahasa Inggeris yang mengiyakan tanggapan saya bahawa Nusantara adalah Al Hind. Selain itu jika kita lihat pada panggilan orang-orang barat pada zaman penjelajahan terhadap Nusantara adalah THE EAST INDIES atau HINDIA TIMUR. Perhatikan perkataanHINDIA itu. Semua panggilan ini diperolehi daripada catatan awal pengembara Arab ke Nusantara seperti Ibnu Battutah dan Al Idrisi. Satu lagi perkara yang amat menarik bagi saya adalah mengenai Hadith dan riwayat yang telah saya paparkan di awal artikel ini tadi. Salah satu dari Hadith tersebut adalah mengenai peperangan yangbakal berlaku di Al Hind. Nabi Muhammad mengatakan bahawa sesiapa yang menyertai peperangan tersebut akan masuk syurga.
Selama beratus-ratus tahun orang Aceh berperang dengan orang-orang kafir harbi bersama konco-konco mereka di sekitar selat Melaka, bermula dengan Portugis dan berakhir dengan Belanda dan Indonesia. Sudah tentu peperangan yang sangat lama inilah yang di riwayatkan oleh Rasulullah Sallalahhualaihiwassalam.
Seperti yang kita ketahui sememangnya banyak peperangan yang melibatkan orang Kafir Harbi dengan orang Islam sepanjang zaman di Nusantara ini. peperangan terbesar di Nusantara dan terawal tentulah diantara Portugis dengan Melaka, kemudian disusuli Portugis Dengan Aceh yang mengorbankan lebih dari 60 ribu orang Aceh serta banyak lagi peperangan diantara portugis dengan Aceh dan negeri-negeri Melayu yang lain. Malahan peperangan ini masih berterusan hingga kini iaitu diantara Pattani Dengan Thai dan Moro Dengan Kristian Filipina dan Aceh Dengan Indonesia. Saya pasti peperangan yang disebut Nabi Saw adalah peperangan-peperangan tersebut. Bukankah kesemua riwayat ini mengukuhkan lagi teori yang menyatakan bahawa Nabi Allah Adam itu diturunkan Allah di Nusantara dan membina tamadunnya disini bersama anak cucunya Nabi Syiths Dan Nuh. Tidak perlulah rasanya saya terangkan lagi apa signifiken hadiths yang mengatakan tentang kewujudan kayu wangi-wangian di Al Hind kerana Nusantara memang terkenal dengan kayu-kayuan tersebut seperti Gaharu, Cendana, Depu, Kayu Manis, Kemenyan dan lain-lain. sekian, wallah hu a’lam.
Subscribe to:
Comments (Atom)
Wikipedia
Search results
Facebook Comment
Info Archive
Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Arief Natadiningrat :
"Kami berharap, negara ini tidak melupakan sejarah. Dulu sebelum kemerdekaan Bung Karno meminta dukungan keraton untuk bisa membuat NKRI terwujud, karena saat itu tak ada dana untuk mendirikan negara. Saat itu keraton-keraton menyerahkan harta yang mereka punya untuk kemerdekaan negara ini,"
http://nasional.kompas.com/read/2010/12/05/1725383/Para.Sultan.Dukung.Keistimewaan.Yogya
THE FSKN STATMENT IN SULTANATE OF BANJAR : SESUNGGUHNYA KETIKA RAJA - RAJA MEMBUAT KOMITMENT DGN BUNG KARNO DALAM MENDIRIKAN REPUBLIK INI , SEMUA KERAJAAN YG MENYERAHKAN KEDAULATAN DAN KEKAYAAN HARTA TANAHNYA , DIJANJIKAN MENJADI DAERAH ISTIMEWA. NAMUN PADA KENYATAANNYA ...HANYA
YOGYAKARTA YG DI PROSES SEBAGAI DAERAH ISTIMEWA ... AKANKAH AKAN MELEBAR SEPERTI KETIKA DI JANJIKAN ... HANYA TUHAN YG MAHA TAU. ( Sekjen - FSKN ) By: Kanjeng Pangeran Haryo Kusumodiningrat
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=177026175660364&set=a.105902269439422.11074.100000589496907
http://nasional.kompas.com/read/2010/12/05/1725383/Para.Sultan.Dukung.Keistimewaan.Yogya
THE FSKN STATMENT IN SULTANATE OF BANJAR : SESUNGGUHNYA KETIKA RAJA - RAJA MEMBUAT KOMITMENT DGN BUNG KARNO DALAM MENDIRIKAN REPUBLIK INI , SEMUA KERAJAAN YG MENYERAHKAN KEDAULATAN DAN KEKAYAAN HARTA TANAHNYA , DIJANJIKAN MENJADI DAERAH ISTIMEWA. NAMUN PADA KENYATAANNYA ...HANYA
YOGYAKARTA YG DI PROSES SEBAGAI DAERAH ISTIMEWA ... AKANKAH AKAN MELEBAR SEPERTI KETIKA DI JANJIKAN ... HANYA TUHAN YG MAHA TAU. ( Sekjen - FSKN ) By: Kanjeng Pangeran Haryo Kusumodiningrat
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=177026175660364&set=a.105902269439422.11074.100000589496907











