REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi tujuan menggiurkan bagi investor asing. Namun, siapa sangka tumbuhnya penanaman modal asing di tanah air diawali peran ekonom dunia David Rockefeller.
Miliarder Amerika Serikat, David Rockefeller, meninggal pada usia 101 tahun pada Senin (20/3) waktu AS. Ia tercatat sebagai orang tua terkaya di dunia |
Ia menjadi pemimpin konferensi November 1967 lalu di Jenewa, Swiss. Saat itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik dan Menteri Ekonomi Sultan Hamengku Buwono menghadapi pengusaha besar dunia untuk mendengar betapa pentingnya investasi asing bagi masa depan Indonesia.
Dalam pertemuan tiga hari yang disponsori Time Inc, menghadirkan eksekutif perusahaan ternama dari Eropa, Jepang, Australia, Kanada dan Amerika Serikat (AS) seperti perusahaan-perusahaan minyak besar, bank termasuk Chase Manhattan, General Motors, Imperial Chemical Industries, British American Tobacco, Siemens, US Steel dan banyak lainnya.
"Dengan cara Anda sendiri, Anda bisa membantu membawa stabilitas ekonomi dan politik yang diinginkan dari negara kita," ujar Adam dilansir dari Time.com.
Hasil pertemuan tersebut membagi secara rapi kekayaan sumber daya alam Indonesia kepada perusahaan-perusahaan raksasa itu. Tambang hingga hutan Indonesia dimanfaatkan selama berpuluh tahun oleh mereka.
Dalam pertemuan tiga hari yang disponsori Time Inc, menghadirkan eksekutif perusahaan ternama dari Eropa, Jepang, Australia, Kanada dan Amerika Serikat (AS) seperti perusahaan-perusahaan minyak besar, bank termasuk Chase Manhattan, General Motors, Imperial Chemical Industries, British American Tobacco, Siemens, US Steel dan banyak lainnya.
"Dengan cara Anda sendiri, Anda bisa membantu membawa stabilitas ekonomi dan politik yang diinginkan dari negara kita," ujar Adam dilansir dari Time.com.
Hasil pertemuan tersebut membagi secara rapi kekayaan sumber daya alam Indonesia kepada perusahaan-perusahaan raksasa itu. Tambang hingga hutan Indonesia dimanfaatkan selama berpuluh tahun oleh mereka.
Baca juga: Miliarder Rockefeller di Balik Penjarahan Kekayaan Alam Indonesia
Salah satu perusahaan yang mendapat bagian adalah Freeport yang menguasai gunung tembaga di Papua Barat, Konsorsium US/Eropa mendapat nikel, perusahaan raksasa Alcoa mendapat sebagian besar bauksit Indonesia. Begitu juga dengan kelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Prancis yang mendapat jatah hutan tropis Sumatra.
Meski telah meninggal Senin (20/3), orang tua terkaya di dunia itu meninggalkan 'warisan' berupa penguasaan sumber daya alam oleh investor asing. Rocketfeller meninggal akibat gagal jantung pada usia 101 tahun di kediamannya, Poncantico Hills, New York, AS.
Salah satu perusahaan yang mendapat bagian adalah Freeport yang menguasai gunung tembaga di Papua Barat, Konsorsium US/Eropa mendapat nikel, perusahaan raksasa Alcoa mendapat sebagian besar bauksit Indonesia. Begitu juga dengan kelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Prancis yang mendapat jatah hutan tropis Sumatra.
Meski telah meninggal Senin (20/3), orang tua terkaya di dunia itu meninggalkan 'warisan' berupa penguasaan sumber daya alam oleh investor asing. Rocketfeller meninggal akibat gagal jantung pada usia 101 tahun di kediamannya, Poncantico Hills, New York, AS.