BANDUNG,(PRLM).- Para Raja dan Sultan Nusantara serta Kepala Kampung Adat Sunda mengeluarkan deklarasi untuk membangkitkan kembali kearifan lokal sebagai salah satu solusi untuk menghadapi tantangan global.
Para raja dan sultan Nusantara menyadari bahwa dalam pelaksanaannya harus dilandasi oleh rasa kebersamaan yang tinggi, senasib seperjuangan, sama-sama merasa memiliki, sama-sama ikut memelihara. Serta menyadari bahwa diperlukan hubungan ikatan kerjasama dibidang seni dan budaya yang berbasis ekonomi sosial budaya di kalangan ASEAN Plus dengan ikatan emosional yang kuat antar bangsa ASEAN Plus sehingga tercipta kesejahteraan bagi masyarakat ASEAN Plus.
Demikian kutipan dari Deklarasi Raja dan Sultan Nusantara pada Konvensi Adat Raja-raja dan Sultan Nusantara, bertempat di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Senin (26/4). “Sesungguhnya rasa persaudaraan antar bangsa merupakan suatu kebutuhan yang hakiki dari hak dan merupakan hak azasi manusia untuk dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Bangsa-bangsa di Asean mempunyai nilai historis yang sama, berasal dari satu rumpun bangsa yang sama, dengan budaya sebagai perekatnya,” ujar Benny Ahmad Samu Samu, Raja Samu Samu VI dari Negeri Abubu, Pulau Nusa Laut, Provinsi Maluku, salah seorang raja peserta Konvensi Adat Raja-raja dan Sultan Nusantara 2010.
Kerajaan dan Kesultanan di Nusantara yang tersebar di negara Asean menurut Benny, berasal dari satu rumpun dan keturunan, karenanya sudah sepantasnya menjunjung persaudaraan melalui wujud persatuan dan kesatuan dalam perdamaian.
“Dalam deklarasi yang kami tandatangani bersama karena kami para raja, sultan dan pemangku adat merasa dari latarbelakang dan ini harus dapat dibuktikan melalui eksistensinya dalam menjawab tantangan Globalisasi,” ujar Benny. (A-87/A-26).***