20 Mei 2011 15:29:29 0Penulis : Humas Jabar
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan peranan dan eksistensi Warga Sunda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sudah terbukti, baik dalam sejarah pembentukan maupun pembangunannya. Bahkan tercatat beberapa tokoh negarawan seperti Iwa Kusumasumantri, Otto Iskandardinata, Syafruddin Prawiranegara, dan Juanda. Mereka mumpuni di bidangnya, sehingga sejarah pun mencatat peranan dan prestasinya. Hal tersebut membuktikan bahwa Warga Sunda memiliki pandangan kebangsaan dan kenegaraan yang bersifat inklusif, yaitu ”bangga menjadi Urang Sunda dan bersyukur menjadi Warga Negara Indonesia”.
“Oleh karena itu, saya berharap peran dan eksistensi Warga Sunda saat ini seyogianya tetap selaras dengan para pendahulunya, yaitu adanya kesadaran dan pemaknaan terhadap kewajiban serta tanggungjawab untuk berjuang mencapai kemakmuran, kesejahteraan dan kemanusiaan di Bumi Parahyangan dan Bumi Pertiwi Indonesia,” ujar Heryawan di Gedung Negara Pakuan usai menyaksikan pengukuhan kepengurusan Yayasan Pamanah Rasa Nusantara (YPRN), Kamis (19/5) malam. Hadir sejumlah tokoh budayawan, seni dan pemangku adat seperti para Sultan dan Pangeran di Jawa Barat.
Untuk itu, Heryawan menyambut positif dan memberikan apresiasi kepada segenap Warga Sunda yang tergabung dalam YPRN, atas inisiatif dan langkah konkrit yang telah dilakukan. Khususnya dalam rangka meningkatkan kiprah Warga Sunda dalam mendongkrak akselerasi pembangunan Jawa Barat. Apalagi melalui pembentukan kepengurusan Yayasan Pamanah Rasa Nusantara selaras dengan visi yang diembannya yaitu ”Sundadwipa Nalendra Parwa Ing Bhumi Nusantara” (Terciptanya Kemakmuran, Kesejahteraan dan Kejayaan Warga Sunda di Bumi Nusantara).
Berkaitan dengan pelestarian dan pengembangan budaya daerah, Gubernur menyatakan sepakat bahwa budaya tradisional merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan oleh setiap generasi kepada generasi berikutnya. Hal tersebut sangat penting, karena budaya tradisional menyimpan nilai luhur jati diri sebuah bangsa. Sehingga suatu bangsa harus mampu melestarikan budaya tradisionalnya agar tidak kehilangan jati dirinya. “Masyarakat Jawa Barat sudah sepatutnya bersyukur, karena memiliki keanekaragaman seni dan budaya tradisional sebagai jati diri yang sampai saat ini masih bisa dilestarikan,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Heryawan upaya pelestarian seni dan budaya tradisional terus diupayakan. Diantaranya dengan menuntaskan sejumlah masalah, diantaranya yaitu: kekayaan seni dan budaya daerah yang belum memiliki hak karya intelektual; minimnya sarana gedung pertunjukan seni budaya yang representatif; situs dan peninggalan budaya yang belum terpelihara; serta derasnya arus globalisasi yang menggerus nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di masyarakat. “Untuk itu program Pengembangan Nilai Budaya dan Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya, termasuk melalui bantuan kepada padepokan/sanggar seni, situs, keraton, cagar budaya terus diintensifkan,” tuturnya.