BANDUNG, KOMPAS.com - Islamic Development Bank (IDB) akan mendanai pembangunan infrastruktur jalur Trans Jabar Selatan senilai 250 juta dolar AS dalam upaya meningkatkan aksesbilitas dan pengembangan wilayah itu.
"Jabar selatan merupakan salah satu fokus pengembangan infrastruktur, rencananya pendanaanya dari IDB senilai 250 juta dollar AS mulai tahun 2012," kata Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, Deddy S Priatna di Bandung, Kamis.
Jalur Trans Jabar Selatan membentang dari wilayah Pangandaran Ciamis-Cipatujah Tasikmalaya-Pameungpeuk Garut-Cidaun Cianjur hingga ke kawasan Ujunggenteng Kabupaten Sukabumi.
Jalur tersebut saat ini sudah terhubung. Pendanaan pengembangan Trans Jabar selatan tersebut merupakan realisasi dari peningkatan status jalan itu menjadi Jalan Nasional. "Rencana pengembangan Trans Jabar selatan itu akan disinergiskan dengan pengembangan Jatim dan Jateng yang juga memiliki jalur jalan raya di sana," kata Deddy S Priatna.
Pengembangan kawasan Jabar selatan melalui peningkatan status jalan Trans Jabar Selatan itu merupakan salah satu program Pemprov Jaar yang disinergiskan dengan program nasional.
Salah satu targetnya mendorong pertumbuhan perekonomian di kawasan selatan Jabar yang lebih lambat dibandingkan perkembangan ekonomi kawasan Pantura.
"Pengembangan jalan raya di selatan Jabar, akan mendorong pergerakan ekonomi daerah setempat dan akses perekonomian kian lancar," katanya.
IDB merupakan satu dari tiga lembaga keuangan dunia yang mendanai pembangunan infrastruktur di Jawa Barat. Dua lembaga keuangan dunia lainnya adalah World Bank dan SNFC.
IDB DANAI INFRASTRUKTUR TRANS JABAR SELATAN
"Jabar selatan merupakan salah satu fokus pengembangan infrastruktur, rencananya pendanaanya dari IDB senilai 250 juta dollar AS mulai 2012," kata Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, Deddy S Priatna di Bandung, Kamis.
Jalur Trans Jabar Selatan membentang dari wilayah Pangandaran Ciamis-Cipatujah Tasikmalaya-Pameungpeuk Garut-Cidaun Cianjur hingga ke kawasan Ujunggenteng Kabupaten Sukabumi.
Jalur tersebut saat ini sudah terhubung. Pendanaan pengembangan Trans Jabar selatan tersebut merupakan realisasi dari peningkatan status jalan itu menjadi Jalan Nasional.
"Rencana pengembangan Trans Jabar selatan itu akan disinergiskan dengan pengembangan Jatim dan Jateng yang juga memiliki jalur jalan raya di sana," kata Deddy S Priatna.
Pengembangan kawasan Jabar selatan melalui peningkatan status jalan Trans Jabar Selatan itu merupakan salah satu program Pemprov Jaar yang disinergiskan dengan program nasional.
Salah satu targetnya mendorong pertumbuhan perekonomian di kawasan selatan Jabar yang lebih lambat dibandingkan perkembangan ekonomi kawasan Pantura.
"Pengembangan jalan raya di selatan Jabar, akan mendorong pergerakan ekonomi daerah setempat dan akses perekonomian kian lancar," katanya.
IDB merupakan satu dari tiga lembaga keuangan dunia yang mendanai pembangunan infrastruktur di Jawa Barat. Dua lembaga keuangan dunia lainnya adalah World Bank dan SNFC.
World Bank akan memberikan pembiayaan untuk pembangunan PLTA Upper Storage Pump Cisokan di kawasan Cianjur senilai 748 juta dolar AS. Proyek tersebut merupakan proyek PLTA pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi upper storage pump di Indonesia.
Sedangkan lembaga keuangan SNCF dari Prancis dipastikan menggarap proyek komuter listrik Cicalengka-Bandung-Padalarang senilai 175 juta dolar AS. Pembiayaan tersebut akan mendanai 65 persen dari total anggaran yang diperlukan untuk proyek itu.
"Jawa Barat memiliki beberapa proyek strategis dan potensial, selain panas bumi juga jalan tol dan pengembangan agrobisnis di bagian selatan," kata Deddy S Priatna.
Sementara itu sejumlah proyek besar yang dilelang pada 2011 antara lain Tol Soreang Pasirkoja, Proyek Penanganan Persampahan Bandung, tol serta beberapa proyek bendungan.