Bangsa Nusantara sebagai Keturunan Nabi Ibrahim AS (Brahma/Bromo) ?
Bismillahirrahmanirrahim…
“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11)
Berawal dari kisah Kobil dan Habil yang merupakan keturunan langsung
dari Nabi Adam AS maka proses penyebaran penduduk bumi ini yang disebut
sebagai khalifah telah melalui proses yang sangat panjang sekali (Q.S Al
Maidah : 27)
Tetapi dari cerita di atas ternyata ada sebuah kisah dan hikmah yang
nyaris tidak pernah dipublikasikan kepada umum dikarenakan sumbernya
yang masih berdasarkan cerita turun temurun dari nenek moyangnya.
Alkisah dahulu kala Nabi Adam AS beserta Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki dan perempuan.
Hingga akhirnya dari 3 anak laki-lakinya (beserta istrinya ; dengan
cara kawin silang antar saudara) tersebut diperintahkan untuk mengisi
masing-masing negeri yang masih kosong.
- Satu anaknya yang pertama mendiami daratan Afrika.
- Satu anaknya yang kedua mendiami daratan Arabia.
- Dan yang ketiga mendiami daratan Asia (tanah jawa).
Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa diantara anaknya yang paling
“CERDAS” itu tiada lain bernama Nabi Sis AS ditunjuk untuk menempati
daerah yang disebut sebagai tanah Jawi.
Beliau inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di tanah JAWA ini.
Sebagai seorang Nabi beliau selalu mengemban tugas untuk saling
memperingatkan kaumnya satu dengan yang lainnya untuk saling berbagi
rezeki dan mempersembahkan Kurbannya “hanya” untuk Allah SWT sebagai
tanda ujud syukur atas ketaqwaannya sebagai pemimpin di tanah jawa ini.
Selain itu, sifatnya Nabi Sis AS yang lembut, sopan santun dan
berilmu tinggi serta diberikan kecerdasan yang sangat luar biasa oleh
Allah menjadikan beliau ini selalu menghasilkan hal-hal yang bersifat
baru dan berteknologi sangat tinggi dan akurat untuk kurun waktu / masa
saat itu.
Hal ini dtandai dengan penemuannya tentang caranya bercocok tanam
yang baik dengan memperhatikan musim yang bersadarkan pada perhitungan
bintang (Falak), pembuatan tempat persembahan berbentuk Piramida untuk
Tuhannya (baik berupa binatang maupun hasil bumi) maupun bagaimana
memproses tanah (logam) menjadi sebuah benda yang dapat dipergunakan
untuk keperluan hidup sehari-hari (Nujum).
Itulah keistimewaan Nabi Sis AS dengan kelemah-lembutannya, kepekaan
sosialnya yang tinggi serta kecerdasannya yang luar biasa akhirnya sama
penduduknya digambarkan sebagai seorang ‘SEMAR’.
Kata ini di ambil dari kata “samiri” yang artinya samar-samar / kasat
mata karena beliau sehari-hari laku / kerjanya hanya beribadah kepada
Tuhannya.
Tiada laku hidupnya hanya untuk dipersembahkan kepada Tuhannya saja, tidak lebih.
Makanya emas, perak, dan semua perhiasan maupun hasil bumi yang
melimpah di bumi jawa ini hanya sebagai “sarana” saja untuk menuju
ketakwaan kepada Tuhannya.
Dilain sisi, dengan kecerdasannya yang sangat tinggi itu melahirkan
bangunan kota modern yang tersistematis dengan desa-desa beserta
irigasinya yang tertata rapi serta tata kota pemerintahan berada
dipusatnya (epicentrum).
Inilah negeri yang selama ini disebut sebagai negeri Atlantis yang
telah hilang itu (Arysio Santos – The Lost Continent Finally Found).
Negeri kita Indonesia Raya, dimana sang nyiur tak pernah lelah melambai-lambai memanggil ibu pertiwi.
Negeri peradaban dunia yang banyak dicari orang selama ini.
Bukti bahwasanya kita adalah negeri yang sangat tinggi ditandai
dengan kebudayaannya yang beraneka warna, beragam bahasa, beragam adat
istiadat, beragam suku yang membaur dalam balutan sang “Merah Putih”.
Negeri kemerdekaan untuk semua ummat.
Negeri yang cinta damai.
Tetapi seiring dengan perkembangan waktu di negeri Atlantis ini, sang
keseimbangan alam “Raksasa” (Gunung Toba dan Gunung Krakatau) mulai
menunjukkan tanda-tanda “saat”-nya sudah mau tiba.
Maka berbondong-bondonglah sebagian besar penduduknya dengan
menggunakan perahu Raksasa menaiki itu kapal dan meninggalkan negeri
Atlantis menuju negeri asing lainnya.
Hingga “saat” itu benar-benar terjadi yaitu dengan meletusnya gunung
Toba yang konon diameter kawahnya sekitar 50 km meledak, mendesak magma
ke segala arah lalu meledakkan gunung Krakatau juga dan membumi
hanguskan semua yang ada disekitarnya, membuat dunia gelap gulita selama
100 tahun lamanya serta mencairkan lapisan es yang menutupi daratan
yang sekarang disebut benua Eropa itu.
Begitu juga air laut-pun naik hingga mencapai 200 meter !
menenggelamkan lembah-lembah pertanian yang subur dulu menjadi sebuah
lautan.
Seiring berakhirnya masa “Banjir” bandang sedunia itu maka para
khalifah yang baru inipun mulai berpencar ke seantero daratan yang
“baru” seperti bumi eropa, amerika, arabia maupun afrika.
Dinegeri baru inilah mereka mengajarkan ilmunya kepada penduduk
lokal sebagai rasa sumbangsihnya terhadap daratan yang baru dihuninya.
Berhubung mereka ini termasuk ummat-nya yang paling cerdas maka
lambat laun mulai ramailah peradaban baru ditanah yang baru ini. Tapi
mereka juga tak luput menceritakan asal usul tanah kelahirannya yang nun
jauh di seberang dalam berbagai ragam kisah yang unik yang termaktub
dalam berbagai kitab para nabi-nabi / pujangga sesudahnya.
Wallaahu Alam Bishshowab.
Jadi seandainya seluruh penduduk dunia ini disuruh tinggal di bumi
Nuswantoro ini maka mereka akan “betah” dan merasa tidak asing, mengapa ?
jawabnya ya karena sebetulnya Indonesia terutama tanah jawa ini
merupakan ‘MOTHER HOME” city untuk seluruh ummatnya Nabi Adam AS.
Kalaupun ada yang mengklaim bahwasanya Bani Israel itu adanya hanya
di negeri Arab, itu juga nggak salah, karena nenek moyang kita juga
menyebar kesana. Tapi kalau kita minder dan merasa sebagai bangsa yang
terbelakang maka jawabannya nanti dulu…
Karena kitalah sesungguhnya RAS PALING UNGGUL diseluruh dunia ini.
Kadang dengan kecerdasan kita yang MasyaAllah menjadikan kita saling
menyalahkan satu dengan yang lainnya. Saling beradu mulut, adu gengsi,
dan seterusnya. Dan tidak akan diketemukan dinegeri manapun dimuka bumi
ini kecuali Indonesia.
Itulah ciri negeri para FILSAFAT yang “ADA” dan “BERADA” sebelum
negeri-negeri “Teknologi” maupun negeri KEYAKINAN” saling bermunculan di
bumi ini.
Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa
Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim
di Gunung Mah…era.
Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi.
Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits,
kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan
Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang
Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal,
kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma.
Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.
kemungkinan nabi Sis A.S adlh nabi syit..
Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka
dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan :
“ora jowo” berarti “tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun”,
Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa
asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana
salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan
(India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang
mengajarkan “ILMU KEJAWEN”. Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu
Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Alqur’an
“Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud
Alqur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan pernyataannya “tidaklah aku
diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.
Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha
di Cina, mereka menyatakan sama2 belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru
Janabadra dan mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan
asal mereka masing2, di India mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina
mereka namakan “Ajaran Budha”.dan ditimur tengah Islam Dalam sebuah
riset terhadap kitab suci Hindu, Budha ,Injil dan Alqur’an, ternyata
tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI
adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa2 selain ARAB. sedangkan dalam
bahasa Ibrani ABRAHAM.,
#Brahma adalah Nabi Ibrahim
terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa
tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari
kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi
merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim
untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah
(Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu
Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa
‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang
berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan
asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).
Jadikan semua perbedaan yang ada ini sebagai satu kekuatan nasional
yang dahsyat untuk membangun jati diri bangsa ini menggapai mercusuar
dunia yang tidak lama lagi ada dihadapan kita.
ingatlah wahai kaum bani jawi! dulu kamu pernah jaya. Kini ibumu Keturah telah memanggilmu.
Baiklah aku mengalah, dengarkan lagi ceritaku sekedar usaha menyadarkan,
wahai bani jawi ….. carilah tentang siapa dirimu? dari mana kamu
berasal? ini semua aku lakukan agar kamu teringat kembali akan
asal-usulmu ….. aku menangis meraung-meraung melihat kamu tertidur
bagaikan mayat …. ya bagaikan mayat berjalan.
Bangunlah dari tidurmu, jika kamu bangun aku percaya pasti kamu akan ingat akan“hirup” dan “ngahuripkeun” tali Allah, itulah keadaanmu dulu mengemban amanah leluhur kita nabi ibrahim a.s. …. itulah janjimu “hidup” di dunia ini, jika keadaanmu telah “hidup” kamu akan seperti nama ibumu Keturah yg selalu harum mewangi selamanya ……
WASIAT TERAHASIA NABI IBRAHIM A.S.
Nabi ibrahim a.s. bapak para nabi, mempunyai 3 (tiga) istri yaitu Siti
Sarah, Siti Hajar dan Siti Qanturah (Qatura/Keturah). Sarah melahirkan
Ishak (Isaac), Hajar (Hagar) melahirkan Ismail (Ishmael) dan Keturah
melahirkan 6 (enam) org anak yaitu Zimran, Jakshan, Medan, Midian,
Ishbak dan Shuah.
“Now the sons of Keturah, Abraham’s wife:she bare Zimran, and
Jokshan, and Medan, and Midian, and Ishbak, and Shuah. And the sons of
Jokshan; Sheba, and Dedan.” (Genesis 1:32)
Silsilah Bani Jawi
Dari istri Keturah lahir bani jawi, agama jawi adalah agama nabi Ibrahim a.s. dan dari sinilah kelak akan lahir SP/RA/al-mahdi.
Fitnah telah terjadi thdp istri2 Nabi Ibrahim a.s., hanya Sarah sj yg
disebut istri. sedangkan Hajar dan Keturah disebut gundik. Rahasia
terbuka, ternyata Siti Hajar yg difitnah sbg budak ternyata adalah putri
Firaun yg dihadiahkan kpd Nabi Ibrahim a.s. untuk menebus rasa bersalah
Firaun ketika berkali2 ingin memperkosa Siti Sarah semasa Nabi Ibrahim
a.s. ; Siti Sarah dalam tahanan. Dengan kuasa Allah swt setiap kali
Firaun datang hendak berbuat senonoh memperkosa Siti Sarah, perbuatannya
selalu terhalang secara aneh berkat doa Nabi Ibrahim a.s.. Dari situlah
baru Firaun sadar bahwa Nabi Ibrahim bukanlah orang sembarangan, beliau
orang suci yg harus dihormati. Akibat rasa bersalah yg teramat sangat
maka bukan saja Firaun membebaskan kedua2nya tetapi malah menghadiahkan
kepada mereka dgn seorang perempuan muda yg tertutup wajahnya sbg “kifarat”
dan hadiah kepada Nabi Ibrahim. Rahasia perempuan muda ini terbongkar ketika
berjalan pulang dimana Nabi Ibrahim membuka tutup kepala perempuan itu
sambil mempertanyakan asal-usulnya. Alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim dan
Siti Sarah mendengar pengakuan bahwa dia adalah anak perempuan Firaun,
dia seorang putri raja agung. Tersentuh hati nb Ibrahim sambil berucap
rasa syukur kpd Allah SWT yg hendak berkehendak menjaga keturunan
sebaik-baiknya.
Jadi keturunan Nabi Ibrahim yg bernama Ismail yg turun kpd Nabi Muhammad saw
adalah keturunan raja dari raja yg agung Firaun yg pengaruhnya melewati
Anatolia dan Kanaan ketika itu (Firaun ini berbeda dgn Firaun pd jaman
nb Musa, karena Firaun ini hidup lebih lama dari Ramses II karena
sejaman dgn Nabi Ibrahim a.s.).
Pada jaman Nabi Ibrahim tdk ada bangsa yg disebut sbg Yahudi dan
sesungguhnya nb Ibrahim bukanlah seorang Yahudi, beliau berasal dari
satu kaum purba yg sejaman dgn bangsa Hittites yg telah raib dan bangsa
misteri di mesir (Firaun tadi) yg mungkin mewarisi rahasia piramid dan
teknologi canggih zaman itu kpd bangsa Qibti yg menjadi pemerintah
setelah itu termasuk Ramses II di jaman nb musa a.s.
Al-Qur’an surah Ali Imran 65-68 :
“Wahai ahli-ahli kitab! mengapa kamu berani berbantah-bantahan
tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan
sesudah Ibrahim, apakah kamu tidak berfikir?
Beginilah kamu, kamu ini bantah-bantahan ttg hal yg kamu ketahui, maka
kenapa kamu bantah membantah ttg hal yg tidak kamu ketahui? Allah
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi
dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yg lurus lagi
berserah diri dan sekali-sekali bukanlah dia termasuk golongan
orang-orang musrik
Siapakah istri ke-3 yg bernm Keturah yg melahirkan bangsa Mala? atau bani Jawi?
Didalam mitologi jawa, diceritakan bahwa salah satu leluhur bangsa sunda
(jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda yg bermukim di
Gunung Mahera.
(Mala itu artinya gunung? bukankah Walwatika & saelendra juga yg
dimaksud adalah orang2 gunung? ia ada dimana? ada di tanah nusantara
ini?)
.
Kitab al-kamil fial tarikh karya ibnu athir, menyatakan bahwa bani jawi
(bangsa sunda, jawa, melayu sumatera, bugis ….. dsb) adalah keturunan
nabi ibrahim a.s.
Bani Jawi sbg keturunan nb ibrahim semakin nyata ketika baru2 ini
penelitian prof. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mendapatkan data
bahwa di dalam DNA melayu tdp 27% variant mediterranaen (merupakan DNA
bangsa2 EURO-semetik). Variant mediterranaen sendiri tdpt juga dalam DNA
keturunan nb ibrahim yg lain spt pd bangsa arab dan bani israil.
BRAHMA ADALAH NB IBRAHIM? . mitos brahma sbg leluhur bangsa2 di nusantara boleh jadi merupakan peristiwa sejarah yakni mengenai kedatangan nb ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristri Siti Qanturah (Qatura/Keturah) yg kelak akan menjadi leluhur bani jawi.
Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ibriyah atau ‘abara yg berarti
menyebrang, nama ibrahim merupakan asal dari nama brahma. Beberapa fakta
:
# nabi ibrahim memiliki istri bernama sara, sementara brahma pasangannya bernama Saraswati.
# nabi Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya Ismail, sementara brahma terhadap anak sulungnya atharva.
# brahma perlambang monotheisme yaitu keyakinan kpd TYME (brhaman),
sementara itu nabi Ibrahim adalah rasul yg mengajarkan ke esaan Allah.
# nabi ibrahim mendirikan baitullah (ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara
brahma membangun rumah tuhan agar tuhan di ingat di sana.
Suku jawa sdh sejak dulu menganut monotheisme spt keyakinan adanya
Sang Hyang Widhi atau sangkan paraning dumadi. Selain suku jawa
pemahaman monotheisme juga tdpt di dalam masyarakat sunda kuno. hal ini
bisa kita jumpai pd keyakinan sunda wiwitan mereka meyakini adanya Allah
Yang Maha Kuasa yg dilambangkan dgn ucapan bahasa “nu ngersakeun” atau
disebut juga Sang Hyang Keresa.
Adalah wajar mayoritas bani jawi menerima islam sbg penyempurna ajaran monotheisme (tauhid) yg dibawa leluhur nb Ibrahim a.s.
Kita telusuri bait 28 kitab Musarar Jayabaya
“Prabu tusing waliyullah, kadhatone pan kalih, ing mekah ingkang satunggal, tanah jawi kang sawiji ……………….”
(raja utusan waliyullah berkedaton dua di mekah yg pertama, tanah jawi yg satu ….)
Mungkin cucu cicit gadis misteri Kuturah ini tadi ada di situ? Bangsa Keturah telah bersatu di tanah jawa di tanah yg dijanjikan “the land of the east”. Akan tetapi apakah mrk masih teringat akan amanat nb Ibrahim a.s.?
ajaran Ibrahim janganlah dilupakan, bangsa ini telah lupa ingatan ……………!
wahai bani jawi cobalah ingat2 lagi amanah wasiat terahasia nb Ibrahim, dengarkan !
saat detik-detik nb ibrahim akan menutup mata terakhir! Beliau mengumpulkan anak2 Keturah ……………………..
“Abraham took another wife, whose name was Keturah.She bore him Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak and Shuah.Jokshan was the father of Sheba and Dedan; the descendants of Dedan were the Asshurites, the Letushites and the Leummites.The sons of Midian were Ephah, Epher, Hanoch, Abida and Eldaah. All these were descendants of Keturah.” (Genesis 25:1-4)
Nabi Ibrahim pun memanggil anak2nya dari Keturah, zimra, jukshan,
madyan, ishbak, medan dan shuah pun mengelilingi ayahnda yg sudah sepuh.
Mereka semua sudah melewati usia remaja dan tumbuh sbg anak2 yg kuat
dan cerdas menuruni kehebatan bapak mereka serta sifat tenang siti
keturah wanita misteri dari timur. Nb Ibrahim berpesan kpd mereka suatu
PESAN YG TERAMAT PENTING. kelihatan satu persatu air mata mengalir ke
pipi pada wajah anak2nya.
Nabi Ibrahim a.s. menjelang menunggu dijemput oleh malaikat maut,
terkenang akan masa lalu yg telah ia lalui, dalam hati nb Ibrahim amat
bersyukur kpd Allah swt karena memberikan anugrah yg berlimpah2 selepas
kehamilan Sarah istri pertama yg sekian lama tidak melahirkan anak dan
nyaris dianggap mandul (QS Hud :72).
Ketenangan lebih terasa di wajah nb Ibrahim setelah Siti Sarah tidak
lagi menunjukan perasaan cemburu kpd siti Hajar dan anaknya Ismail.
Semua misi dan perintah Allah swt telah dijalankan dgn tabah dan
bijaksana, seperti berjalan melitasi empayar firaun kuno (Allah swt
menakdirkan beliau bertemu dgn istri keduanya yaitu siti Hajar),
perdebatan dgn raja Namrud (nimrod), peristiwa di bakar api besar,
peristiwa hijrahnya siti Hajar dgn Nb Ismail serta perintah mengorbankan
anaknya.
Disaat-saat ajan sudah dekat, Allah swt pun mewahyukan kpdnya untuk
melaksanakan satu misi penting sebelum menutup mata di dunia fana ini.
SATU MISI TERAHASIA yg hanya terungkap dalam munuskrip kuno yg
dicari-cari, yang tersembunyi ………….
“Jika itu yg Allah swt perintahkan kpd ayahanda, kami sanggup
melaksanakan, semoga Allah swt memberkati kita semua dengan rahmat dan
kasih sayangNya”
Nb Ibrahim tersentak dari lamunannya takkala mendengar seorang
anaknya berkata demikian. Lega hati nb Ibrahim demi mendengar kata2
anak2nya, satu persatu menyatakan KESANGGUPANNYA melaksanakan perintah
Allah swt, maka Nb Ibrahim pun bangkit dari tempat duduknya. Beliau
kelihatan MENGAMBIL SESUATU …… anak2nya berpandangan satu sama lainnya.
APA YG INGIN DILAKUKAN OLEH AYAHNDA MEREKA?
“Abraham left everything he owned to Isaac.But while he was still
living, he gave gifts to the sons of his wife and sent them away from
his son Isaac to the land of the east” (Genesis 25:5-6)
Nb Ibrahim pun MEMBERIKAN SESUATU yg amat BERHARGA kepada anak2nya,
SESUATU YG MENJADI RAHASIA KPD KETURUNAN KETURAH. KUNCI-KUNCI RAHASIA
PERMATA-EMAS atau MEWARISKAN PUSAKA (KERIS) juga sebagai tanda
menunjukan mrk adalah keturunan nb Ibrahim “patriach” bertaraf rasul yg
bergelar kekasih Allah swt. RAHASIA YG DICARI-CARI DIBURU DAN DI
IDAM2KAN KAWAN DAN LAWAN.
Musarar Jayabaya (asmarandana) no.10.
Ecis wesi udharati, ing tembe ana maulana, pan cucu rasul jatine,
alunga mring tanah jawa, nggawa ecis punika, kinarya dhuwung puniku,
dadi punden bekel jawa”
(sejata pusaka keris berguna untuk mengatasi masalah, kelak kemudian
hari ada maulana, masih cucu rasul yg mengembara sampai ke pulau jawa
membawa pusaka tsb kelak menjadi cikal bakal tanah jawa)
“…sent them away from his son Isaac to the land of the east.” (Genesis 25:6 New International Version) maka mereka anak2 Keturah bergerak ke arah timur …
melintasi padang pasir dan kota-kota Akkadia-Babilon, di suatu tempat
mereka pun berhenti dan membincangkan sesuatu, melaksanakan perintah
Allah swt yg diwariskan oleh ayahnda mereka dibaca kembali satu persatu.
mereka pun berdiskusi dan kelihatannya mereka berpencar menjadi dua.
Diatas adalah petikan dari kitab kejadian dan kitab injil yg
merupakan penyimpanan rahasia terbesar berkenaan satu bangsa yg berkerak
ke timur dunia bagi pengembangan keturunan manusia seperti yg
diperintahkan Allah swt.
Bangsa terahasia inilah yg merupakan PEMEGANG RAHASIA AKHIR JAMAN, SEKALIGUS YG MENJADI SUMBER ALTER TERAHASIA BANGSA MISTERI.
Apakah yg dimaksud ALTER?
alter (kemampuan spritual luar biasa yg menakjubkan) selalu tersembunyi
dibelakang personaliti utama yg membayang2i alter2 tersembunyi di
belakang personaliti utama yg membayangi alter2 tadi. ttp apabila subyek
berada dalam keadaan tertentu dimana personaliti utama tidak mampu
menangani, alter ini akan tiba2 muncul dan bereaksi (menakjubkan), maka
subyek td akan berubah menjadi alter lain berbeda dari alter utama
(personaliti utama). Alter inilah yg tersembunyi didalam setiap orang
bani jawi YANG KENAL DIRINYA, ASAL USULNYA DAN SIAPA DIRINYA YG
SEBENARNYA?
Kini mereka keturunan Keturah telah sampai ditempat yg dimaksud,
mereka bertemu kembali dan berpeluk-pelukan dan merayakan kemenangannya
telah menemukan benua yg dijanjikan. Kerena kelelahan mereka tertidur
panjang, istirahat dengan lelapnya. tanpa ada yang mengganggu. bangsa yg
hilang tetap tersembunyi. AJARAN IBRAHIM MAKIN BANYK DILUPAKAN, TIADA
SIAPA LAGI YG MENGETAHUI TTG TUHAN YG MAHA ESA ………
Akan tetapi generasi bangsa jawi yg tumbuh tetap mencari Tuhan di
tanah Jawi, datanglah Hindu, Budha, Islam ….. telah menemui sesuatu yg
hilang sejak ribuan tahun silam, mengingatkan wahyu warisan dari ayahnda
nabi Ibrahim a.s. …maka tdk heranlah klo masyarakt Indonesia menerima
islam karena nenek moyang kita mengajarkan MONOTAISME…
Kemudian datang UJIAN …… datang imperalis Portugis, Belanda, Inggris ……
nusantara sebagai bangsa Mala yg dulunya bersatu telah cerai berai
terbelah belah ………
Dalam bait Uga Wangsit Siliwangi:”Mingkin hareup
mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju
bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu
ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh,
kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan. Da
bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu
palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger.”
- ”Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti: bunga teratai hampa sebagian, bunga kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.”
Mangan ora mangan asal kumpul katanya setelah di jajah oleh imperalis, menjadi bangsa yg tidak bersemangat. Layu …
Dimanakah alter terahasia bangsa jawi? dimana?
Bangsa terbaik, agama terbaik …… apabila bangsa ini menghayati agama
sendiri, maka akan terangkatlah ALTER TERAHASIA BANGSA JAWI.
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal” (Al Hujuraat : 13.)
“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11)
Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan)
pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan,
sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan
(ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan
menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya
hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah
seburuk-buruk tempat kediaman.(Q.S.Ar-Ra’d :18)
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah
orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,.(Q.S.Ar-Ra’d :19)
yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian..(Q.S.Ar-Ra’d :20)
“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan
berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat
memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang
membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke
mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya [769]. Dan do`a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka…(Q.S.Ar-Ra’d :14)
Q.S.Al-Baqarah(2):213:”Manusia itu adalah umat yang satu.
(setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai
pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang
benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan
orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman
kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan
kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
Q.S.AL-Maaidah(5):48 :”Dan Kami telah turunkan
kepadamu Al Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu
ujian [421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah
perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat(saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu
bila bangsa ini ditata dgn baik dgn hukum ilahi dan
benar dengan dilandasi Kerjasama,Toleransi dan damai. …maka jayalah
negri ini…
Asal kata Nama Indonesia
mungkin masih ada yang penasaran tentang asal kata nama INDONESIA…
Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama.
Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai (“Kepulauan Laut Selatan”).
Berbagai catatan kuno bangsa India
menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang
diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar,
seberang). Kisah Ramayana
karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama
yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (“Pulau Emas”,
diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di
Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza’ir al-Jawi
(Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe,
berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi (“kemenyan Jawa”), sebab para
pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax
sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera.
Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil ”orang Jawa”
oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia
dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab Juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi),
dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi (“semuanya Jawa”).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia
hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka,
daerah yang terbentang luas antara Persia dan
Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia
Selatan mereka sebut ”Hindia Muka” dan daratan Asia
Tenggara dinamai ”Hindia Belakang”,sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel,
Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie,
East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang
kelak juga dipakai adalah ”Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay
Archipelago, l’Archipel Malais).
Unit politik yang berada di
bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda).
Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945
memakai istilah To-Indo (Hindia Timur)
untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang
dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang
spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang
artinya juga ”Kepulauan Hindia” (dalam bahasa Latin insula
berarti pulau). Nama Insulinde ini selanjutnya kurang populer,
walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di
awal abad ke-20.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan,
Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang
dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869),
seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.
Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George
Samuel Windsor Earl (1813-1865),
menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On
the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and
Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl
menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a
distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan
sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl
mengajukan dua pilihan nama:
Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau).
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis.
sumber : http://ahmadsamantho.wordpress.com/2011/11/24/bangsa-nusantara-sebagai-keturunan-nabi-ibrahim-as-brahmabromo/
SUNDA - (Pikukuh Kenegaraan, Kebangsaan, Kemasyarakatan, & Kemanusiaan)
by LQ Hendrawan on Sunday, April 22, 2012 at 2:46pm ·
- BAGIAN 1-
Sudut Pandang Pikukuh Sunda Tentang Proses Penciptaan & Dinamikanya
Bumi Dega 21 April 2012
Sampurasun
1. Pitutur para sepuh tentang proses terjadinya Sunda & Planet Bumi
Peristiwa tersebut dalam Pikukuh Sunda diabadikan dengan sebutan Bua-Aci (‘buah’-aci) atau lebih dikenal sebagai Sang Hyang Pohaci, yang senantiasa memberikan kesuburan (*kehidupan) kepermukaan tanah. Dari sebutan atau ungkapan tersebut pada saat sekarang membuat kita mengenal istilah “buah” (*phala / pala / pahala) serta istilah “Bua-na” yang kelak berobah menjadi Banua (Benua).
Perobahan dari Dewi Uma menjadi Batari Durga (*karena tertutup tanah) menyebabkan perut Bumi harus dapat mengeluarkan panas Bumi (magma), maka lahirlah sebuah “cerobong raksasa” yang disebut sebagai Gunung Sunda (Gn. Batara Guru).
4. Situmang = Trisula Naga-Ra
Dalam kisah Sang Guru Hyang diceriterakan bahwa Dayang Sumbi pada akhirnya kawin (bersanding) dengan Situmang, yaitu seekor anjing yang membantu membawakan gulungan benang yang terjatuh ketika Dayang Sumbi sedang menenun. Perkawinan mereka menghasilkan sosok Sangkuriang (Sang Guru Hyang).
- Rasi / Datu berkedudukan sebagai pengelola kebajikan, wilayahnya disebut “Karesian / Kadatuan atau Kedaton”.
- Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan, wilayahnya disebut Keratuan / Keraton.
- Rama berkedudukan sebagai pembentuk kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut “karamat” atau sering disebut sebagai “kabuyutan” atau wilayah para leluhur / luhur / gunung (*?) = (tanah suci).
- Hyang merupakan sumber ajaran kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut Pa-Ra-Hyang.
Adapun sosok binatang “anjing” merupakan metafora atau perumpamaan dari watak “kesetiaan”. Simbolisasi tersebut tentu sangat sesuai dengan kenyataan yang berlaku dan layak dipergunakan sebagai pola tanda seperti halnya Sang Hyang Gana (Ganesha) yang mempergunakan siloka “gajah”, ataupun konsep pemerintahan yang dilambangkan dalam bentuk “harimau” (mang / hitam – ang/merah – ung/putih = maung).
5. Awal Kenegaraan Dunia “Layang Saloka Domas & Saloka Nagara”
Secara logika tentu awal keberadaan sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : kepastian hukum, keberadaan wilayah, masyarakat, aparatur pemerintahan, serta pengakuan. Tanpa salah-satunya terpenuhi maka tidak layak disebut sebagai sebuah negara.
Maka demikian pula dengan kelahiran pemerintahan ditatar Sunda yang konon (*berdasarkan catatan sejarah yang ada hingga saat ini) diawali dengan adanya sebuah Keratuan yang bernama “Salokanagara / Salakanagara”. Tentu ‘kerajaan’ tersebut mustahil ada jika tidak diawali oleh adanya “nilai-nilai ajaran” yang menjadi sebuah peraturan / hukum. Itu sebabnya masyarakat kita mengenal istilah “Layang Saloka Domas” yang artinya :
- La = Hukum
- Hyang = Leluhur
- Sa = Esa / Tunggal / Satu
- Loka = Tempat / Wilayah
- Domas = Tidak Terhingga / invinity / 8
Arti keseluruhannya ialah : Kesatuan Wilayah Hukum Leluhur (yang) Tidak Terhingga.
Adapun Saloka Nagara pada dasarnya merupakan wilayah kekuasaan hukum yang sangat besar. Sa-Loka Naga-Ra (*Salaka Nagara ?) artinya adalah :
– Sa = Esa / Tunggal / Satu
– Loka = Tempat / Wilayah
– Naga = *...lambang penguasa darat & laut (samudra).
– Ra = Matahari
Saloka Naga-Ra berarti : Kesatuan Wilayah Kekuasaan Darat & Laut (negeri) Matahari.
6. Aki ‘Tirem’
Menyentuh jaman Saloka Nagara tentu tidak terlepas dari keberadaan Aki Tirem yang mempunyai makna sebagai berikut;
– Aki = Leluhur / Kokolot / Sesepuh / Tohaan / Tuhaan (‘Tuhan’).
– ‘Tirem’ = (............beberapa kemungkinan arti) :
Tabe Pun, Rahayu Sagung Dumadi _/|\_
Oleh LQ Hendrawan on Sunday, April 22, 2012 at 2:46pm ·
Sudut Pandang Pikukuh Sunda Tentang Proses Penciptaan & Dinamikanya
Bumi Dega 21 April 2012
Sampurasun
1. Pitutur para sepuh tentang proses terjadinya Sunda & Planet Bumi
- Awalnya Yang Maha Kuasa membentuk “Jagat Suwung”, yaitu ‘sesuatu’ yang gelap, kosong, hening. Tidak ada barat, timur, utara, selatan, singkatnya... sebuah keadaan yang sulit terciptakan (cipta = pikir).
- Tahap selanjutnya Yang Maha Kuasa menghadirkan suatu suara seperti “Tawon Laksaketi” (berjuta-juta tawon) yang berbunyi “Huuuung...”. Dunia ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai “Suara Kosmik”.
- Dari pusat suara munculah jentik-jentik sinar cemerlang “Hyang Putih / Ingyang Putih” sebesar ‘sayap nyamuk’. Dalam bahasa ilmu pengetahuan modern model ini disebut “molekul cahaya”. Semakin lama semakin menggumpal, membesar dan terus membesar.
- Gumpalan, kumpulan molekul (atom ?) itu semakin lama semakin besar dan memadat maka jadilah “Sang Hyang Tunggal”, sebuah sumber cahaya gemilang yang agung dan suci serta tidak ada bandingnya.
- Atas kehendaknya (Yang Maha Kuasa ?), Sang Hyang Tunggal memecah dirinya menjadi beberapa bagian dan menyebar di Jagat Suwung. Ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai “Big Bang”, istilah itu dipelopori oleh Stephen Hawking.
- Pecahan dari Sang Hyang Tunggal menyebar mengisi Jagat Suwung dan kembali menjadi jentik-jentik sinar yang berpencar. Saat ini kita mengenalnya dalam tiga (3) kelompok : Kartika (Bintang), Surya (Matahari), Chandra (Bulan) atau sering disebut sebagai susunan “Tata Surya”.
- Salah satu dari milyaran tata surya pengisi Jagat Suwung adalah Matahari kita yang dikelilingi oleh planet-planet, dan planet-planet tersebut pun hasil pemisahan (ledakan) dari Matahari itu sendiri.
- Maka, Matahari kita itu merupakan putra dari Sang Hyang Tunggal dan atau cucu dari Hyang Putih.
- Matahari dikenal sebagai Sang Hyang Manon atau lebih populer disebut Batara Guru yang artinya adalah “yang senantiasa memberikan / menyampaikan penerang sebagai cahaya kehidupan (*gerak)”.
- Matahari adalah “api sejati yang sangat besar” dan dituliskan dalam susunan kata SU (sejati) – NA (api / geni / agni) – DA (agung / besar / gede) atau sering disebut sebagai SUNDA.
- Kita dapat menemukan istilah “Sunda” dalam beberapa penamaan seperti; Gunung Sunda (+Purba), Selat Sunda, Sunda-Ra, Kepulauan Sunda Besar – Sunda Kecil, dst. Bahkan seorang filsuf Yunani, Plato menyebutnya sebagai Sunda-Lan atau Ata-Lan atau boleh jadi artinya sama dengan Atlan (Atlantis).
- Maka, Sunda sama sekali bukan nama sebuah ras atau suku pun etnis, apalagi hanya berupa batas wilayah sebesar Jawa-Barat. Sebab, Sunda merupakan tatanan besar yang berlandas kepada nilai-nilai filosofis “ke-Matahari-an”.
- Betul bahwa pusat “Sunda” itu ada di Jawa Barat hal tersebut karena keberadaan Gunung Sunda Purba / Gunung Matahari / Gunung Batara Guru / Gunung Cahaya, dalam bahasa Yunani kuno disebut sebagai Gunung Olympia (Olympus = Cahaya) dikenal sebagai tempat tinggal para dewa. Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas wilayah di Jawa-Barat menggunakan istilah “Ci” artinya “Cahaya”. Istilah ”Ci” tentu tidak sama dengan “Cai” yang berarti kemilau yang dipantulkan dari permukaan tirta / banyu / apah / air.
- Dari cerita Wayang Purwa dikisahkan bahwa
- Batara Guru jatuh cinta kepada Batari Uma / Dewi Uma.
- Batari Uma berobah menjadi Batari Durga & dikawini oleh Batara Kala.
- Arti kata “Guru” adalah yang selalu bersinar / senantiasa menerangi / pemberi kebenaran. Sedangkan arti kata “Batara” ialah “yang menyampaikan (yang menyinari) gerak kehidupan”.
- Dalam pikukuh Sunda keluhuran budi-pekerti & dharma bakti agung pada diri seseorang menyebabkan ia layak (disetarakan) sebagai sosok “Guru”. Adapun derajat yang tertinggi dan paling sepuh disebut Sang Guru Hyang (Sang Guriang) yang artinya adalah Saka Guru (Guru yang Tertinggi / Puncak tertinggi dari segala Guru / Cahaya) dan itu sama dengan Matahari disisi lain hal tersebut maknanya sama dengan “Sunda”.
- Batari Uma (Ma / Umi / Ambu / Ibu / Umbi / Bumi) sesungguhnya merupakan pecahan dari Matahari (Batara Guru / Sunda), didapat dari hasil ledakan besar yang kemudian bergerak mengeliling Matahari menjadi bagian dari Tata-Surya (Solar System).
- Batari Uma atau Dewi Uma pada mulanya bersinar terang seperti halnya Batara Guru, namun lama-kelamaan sinarnya semakin padam dan permukaannya berobah menjadi tanah yang bergelombang. Tentu saja hal tersebut akibat ia menjauh dari Matahari (Batara Guru), kejadian itu diumpamakan sebagai “kutukan” Batara Guru kepada Dewi Uma yang kemudian berobah nama menjadi Batari Durga yang buruk rupa.
- Setelah Dewi Uma kehilangan cahaya dan menjadi Batari Durga maka ia dikawini oleh Batara Kala, yang artinya ialah terkena hukum “waktu” maka terjadilah peristiwa waktu & ruang di planet Bumi.
- Waktu (Kala) ditentukan oleh Matahari
- Ruang (Pa) ditentukan oleh Bumi
Peristiwa tersebut dalam Pikukuh Sunda diabadikan dengan sebutan Bua-Aci (‘buah’-aci) atau lebih dikenal sebagai Sang Hyang Pohaci, yang senantiasa memberikan kesuburan (*kehidupan) kepermukaan tanah. Dari sebutan atau ungkapan tersebut pada saat sekarang membuat kita mengenal istilah “buah” (*phala / pala / pahala) serta istilah “Bua-na” yang kelak berobah menjadi Banua (Benua).
Perobahan dari Dewi Uma menjadi Batari Durga (*karena tertutup tanah) menyebabkan perut Bumi harus dapat mengeluarkan panas Bumi (magma), maka lahirlah sebuah “cerobong raksasa” yang disebut sebagai Gunung Sunda (Gn. Batara Guru).
- Pada dasarnya Dayang Sumbi itu berasal dari kata Da-Hyang - Su-Umbi , yang artinya :
- Da = Agung / Besar
- Hyang = Moyang / Eyang / Biyang / Leluhur / Buyut.
- Su = Sejati
- Umbi = Ambu / Ibu
- Dayang Sumbi mengandung makna: Leluhur Agung Ibu Sejati atau setara dengan sebutan Buana / Ibu Pertiwi / Bumi / Earth.
4. Situmang = Trisula Naga-Ra
Dalam kisah Sang Guru Hyang diceriterakan bahwa Dayang Sumbi pada akhirnya kawin (bersanding) dengan Situmang, yaitu seekor anjing yang membantu membawakan gulungan benang yang terjatuh ketika Dayang Sumbi sedang menenun. Perkawinan mereka menghasilkan sosok Sangkuriang (Sang Guru Hyang).
- ‘Sangkuriang’ atau sebut saja Sang Guru Hyang yang ke II ini maknanya adalah kelahiran Negeri Matahari (Dirgantara) sebagai pusat Keratuan / Keraton Dunia, atau kelahiran pola ketata-negaraan yang pertama di dunia yang ditandai oleh Gunung Sunda Purba atau Gn. Matahari / Gn. Batara Guru. Saat ini tersisa sebagai Gn. Tingkeban Pa-Ra-Hu, dan sekarang kita menyebutnya sebagai Gn. Tangkuban Parahu.
- Rasi / Datu berkedudukan sebagai pengelola kebajikan, wilayahnya disebut “Karesian / Kadatuan atau Kedaton”.
- Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan, wilayahnya disebut Keratuan / Keraton.
- Rama berkedudukan sebagai pembentuk kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut “karamat” atau sering disebut sebagai “kabuyutan” atau wilayah para leluhur / luhur / gunung (*?) = (tanah suci).
- Hyang merupakan sumber ajaran kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut Pa-Ra-Hyang.
Adapun sosok binatang “anjing” merupakan metafora atau perumpamaan dari watak “kesetiaan”. Simbolisasi tersebut tentu sangat sesuai dengan kenyataan yang berlaku dan layak dipergunakan sebagai pola tanda seperti halnya Sang Hyang Gana (Ganesha) yang mempergunakan siloka “gajah”, ataupun konsep pemerintahan yang dilambangkan dalam bentuk “harimau” (mang / hitam – ang/merah – ung/putih = maung).
5. Awal Kenegaraan Dunia “Layang Saloka Domas & Saloka Nagara”
Secara logika tentu awal keberadaan sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : kepastian hukum, keberadaan wilayah, masyarakat, aparatur pemerintahan, serta pengakuan. Tanpa salah-satunya terpenuhi maka tidak layak disebut sebagai sebuah negara.
Maka demikian pula dengan kelahiran pemerintahan ditatar Sunda yang konon (*berdasarkan catatan sejarah yang ada hingga saat ini) diawali dengan adanya sebuah Keratuan yang bernama “Salokanagara / Salakanagara”. Tentu ‘kerajaan’ tersebut mustahil ada jika tidak diawali oleh adanya “nilai-nilai ajaran” yang menjadi sebuah peraturan / hukum. Itu sebabnya masyarakat kita mengenal istilah “Layang Saloka Domas” yang artinya :
- La = Hukum
- Hyang = Leluhur
- Sa = Esa / Tunggal / Satu
- Loka = Tempat / Wilayah
- Domas = Tidak Terhingga / invinity / 8
Arti keseluruhannya ialah : Kesatuan Wilayah Hukum Leluhur (yang) Tidak Terhingga.
Adapun Saloka Nagara pada dasarnya merupakan wilayah kekuasaan hukum yang sangat besar. Sa-Loka Naga-Ra (*Salaka Nagara ?) artinya adalah :
– Sa = Esa / Tunggal / Satu
– Loka = Tempat / Wilayah
– Naga = *...lambang penguasa darat & laut (samudra).
– Ra = Matahari
Saloka Naga-Ra berarti : Kesatuan Wilayah Kekuasaan Darat & Laut (negeri) Matahari.
6. Aki ‘Tirem’
Menyentuh jaman Saloka Nagara tentu tidak terlepas dari keberadaan Aki Tirem yang mempunyai makna sebagai berikut;
– Aki = Leluhur / Kokolot / Sesepuh / Tohaan / Tuhaan (‘Tuhan’).
– ‘Tirem’ = (............beberapa kemungkinan arti) :
- Tarum / Taru-Ma (Kalpataru / pohon hayat / kehidupan).
- Ti-Rum / Rumuhun
- Ti-Ram / Rama
Tabe Pun, Rahayu Sagung Dumadi _/|\_
Oleh LQ Hendrawan on Sunday, April 22, 2012 at 2:46pm ·