Selasa, 28/04/2009 10:07 WIB
Kapitalisme Biang
Andrea Bastian - suaraPembaca
/ist.
Dalam ilmu ekonomi sirklus keadaan ekonomi suatu negara akan mengakibatkan naik turunnya keadaan. Baik itu dalam hal finansial bahkan politik ekonominya. Sektor finansial merupakan simbol kekuasaan Kapitalisme. Banyak hal dalam Kapitalisme yang menimbulkan dampak tidak sedap kepada masyarakat.
Belajar dari krisis yang terjadi pada tahun 1996 terjadi boming yang besar-besaran pada perusahaan diikuti dengan terjadinya resesi yang di luar perkiraan para ekonom sehingga timbul kesan bahwasanya krisis pada saat itu dimotori kental oleh Kapitalisme. Apabila sistem ini menjadi imam pada perekonomian suatu negara maka krisis akan terjadi terus menerus seperti halnya hukum alam Kapitalisme "krisis dan krisis lagi". Maka paradigma radikal sangat dibutuhkan dalam artian melihat permasalahan secara radikal dan tetap pragmastis, dingin menghadapinya.
Masalah krisis ekonomi global tidak bisa hanya dilihat dan diikuti arus kehancurannya. Banyak dampak yang ditimbulkan baik dampak psikologis, kekhawatiran, dan kepercayaan masyarakat terhadap pertumbuhan pasar. Benarkah ini menjadi petanda bahwa ekonomi pasar bukan lagi menjadi jitu dalam membangun perekonomian dunia.
Berikut sekilas bukti-bukti kesalahan Kapitalisme dan dampaknya terhadap sektor real
dan non real. Bukti kesalahan Kapitalisme Amerika Serikat (AS):
1. The Fed dan Departemen Keuangan memutuskan membeli kredit macet di perusahaan-perusahaan swasta yang terlibat urusan perumahan. Artinya, kini pemerintah terlibat dalam jual-beli surat utang. Untuk itu pemerintah Amerika menyediakan dana sebesar 700 miliar dolar. Ini merupakan penjaminan terbesar yang diberikan pemerintah kepada perusahaan swasta dalam sejarah Amerika.
2. Komisi yang mengurusi bursa saham, The Securities and Exchange Comission (SEC), melarang sementara praktek jual singkat (short sales) 799 jenis saham. Langkah itu meniru apa yang dilakukan Inggris sehari sebelumnya. Short sales adalah jual beli saham oleh para agen bermodal dengkul yang baru membayar bila saham telah terjual.
3. Dana penyelamatan (rescue plan) tadi berasal dari utang - melalui penerbitan surat utang dan semacamnya - maka kini utang luar negeri Amerika akan melonjak menjadi 11,3 triliun US Dolar. Tak ada satu negara pun di dunia ini yang memiliki utang luar negeri sebesar itu. Pada gilirannya semua utang itu harus dibayar dari pajak seluruh rakyat Amerika Serikat.
4. Krisis di AS itu dipicu oleh macetnya kredit perumahan di AS. Sebelumnya AS mengalami deficit investment gap dalam perang Afganistan sebesar 150 miliar dolar dan perang Irak sebesar 500 miliar dolar AS. Sementara Pemerintah AS hanya menganggarkan 700 miliar dolar untuk mem-bill out yang mengalami kerugian akibat kasus kredit macet tersebut. Ini tidak mencukupi. Makanya, Amerika berusaha menginvestasikan dana sebesar 700 miliar dolar tersebut ke pasar dunia untuk mendapatkan keuntungan berlipat-lipat guna menutupi defisit keuangan mereka.
5. Ekonomi Kapitalis juga cacat karena menyingkirkan emas sebagai cadangan mata uang dan dimasukkannya dolar sebagai pendamping mata uang dalam perjanjian Bretton Woods setelah perang Dunia II. Tidak hanya itu, sistem ini tidak memperhatikan sistem kepemilikan.
6. Keterlibatan Pemerintah Federal Amerika Serikat di dalam upaya penyelamatan terhadap krisis Wall Street telah menggugurkan asumsi dasar Kapitalisme Liberal yang selalu mereka kotbahkan selama ini, yaitu free market. Kekuatan pasar yang murni dibangun oleh supply dan demand tanpa ada keterlibatan pemerintah untuk mengatur mekanisme pasar.
7. Belajar dari apa yang pernah dikatakan Soekarno atas apa yang terjadi pada Jerman, "Kapitalisme yang terjebak krisis akhirnya membuahkan Fasisme. Fasisme adalah perjuangan penghabisan para monopolis kapitalis yang terancam bangkrut". Mari kita tunggu tanggal mainnya Uncle Sam akan segera ber-tiwikrama menjadi Billy the Kid.
8. Amerika sengaja menciptakan economic war untuk menghancurkan dunia dan menguasai dunia ini dan juga memerangi kaum muslimin di dunia ini. Semua ini dibuat agar dunia tidak berdaya dan semakin terpuruk. Seharusnya Indonesia sadar dan bangun dari permainan Amerika.
9. Penerapan sistem ekonomi ribawi, menurutnya, sangat nyata dalam empat perkara, yakni menggunakan mata uang yang berdasarkan dolar sebagai cadangan devisa negara termasuk Indonesia, sehingga ketika dollar mengalami guncangan, semua negara termasuk Indonesia terkena dampaknya. "Dolar adalah alat penjajahan AS. Sementara dalam Islam sudah jelas mata uang harus dikembalikan ke Dinar dan Dirham, yang berasal dari emas," tandasnya.
10. Di samping itu, lanjutnya, sistem kepemilikan yang diserahkan kepada mekanisme pasar yang justru hanya berpihak pada pemilik modal, dan permainan saham yang tidak lain menggunakan prinsip-prinsip perjudian.
11. Roy Davies dan Glyn Davies (1996), dalam buku The History of Money From Ancient Time to Present Day, menguraikan bahwa sepanjang Abad 20 telah terjadi lebih 20 kali krisis besar yang melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap lima tahun terjadi krisis keuangan hebat yang mengakibatkan penderitaan bagi ratusan juta umat manusia.
12. Sebab lain yang membuat hancurnya sistem ekonomi kapitalis adalah kesalahaan memahami fakta kepemilikan. Di mata para pemikir Timur dan Barat, kepemilikan umum adalah kepemilikan yang dikuasai negara, sedangkan kepemilikan pribadi merupakan kekayaan yang dikuasai kelompok tertentu. Dacid walkel (anggota Kongres AS) mengatakan 3 sebab jatuhnya romawi dan terjadi pada AS
1. Hancurnya nilai moral politik dalam negeri.
2. Invasi militer yang berlebihan.
3. Tidak bertanggung jawabnya pemerintah dalam perpajakan.
13. Paus II dalam Centesinus Annus manegatakan bahwa Kapitalisme memberikan peluang kepada penyalahgunaan karena mengeksploitasi kebebasan dan kepentingan pribadi secara berlebihan.
Korban Krisis AS
Lehman Brothers, perusahaan raksasa keuangan berusia 158 tahun itu kini bangkrut. Dalam sejarah Amerika, inilah perusahaan paling besar yang pernah bangkrut. Kemudian Fannie Mae dan Freddie Mac, dua perusahaan keuangan terbesar dalam bisnis perumahan – semacam Bank Tabungan Negara di sini – terpaksa diambil-alih pemerintah guna menyelamatkannya dari kepailitan.
Kini 80% sahamnya dimiliki Bank Sentral Amerika The Fed, begitu pula manajemennya. Sebelumnya, The Fed mengambil-alih Bear Stearns, bank investasi di Wall Street, New York, yang sudah oleng. Bank itu kemudian dikawinkan dengan JP Morgan Chase.
Merrill Lynch, perusahaan keuangan yang amat terkenal itu, terpaksa dijual kepada Bank of America. Lalu perusahaan raksasa lainnya seperti Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan Washington Mutual Wachovia, dikabarkan sedang berusaha melego saham karena membutuhkan dana segar. Ada juga yang menyebutkan manajemen perusahaan itu sedang berunding dengan pengusaha China dan Timur Tengah.
Kepanikan luar biasa pun melanda pasar modal Amerika di Wall Street, New York, pertengahan September lalu. Harga-harga saham berjatuhan dan itu berdampak ke seluruh dunia. Termasuk ke Bursa Efek Jakarta (BEJ). Index BEJ terjun bebas hampir separuhnya, dari 2700 menjadi 1700-an.
Banyak hal yang dapat diambil dari beberapa bukti. Bahkan masih banyak lagi kesalahan dan kelalaian sistem Kapitalisme yang menjadi imam ekonomi konvesional saat ini. Dengan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kapitalisasi ekonomi akan sangat jelas dan terbukti bahwa Kapitalismelah biang cikal bakal dari krisis ekonomi global yang terjadi terus menerus tidak mengenal henti. Wallahualam bissawab.