Arifin Asydhad - detikNews
Ankara - Presiden SBY melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki selama tiga hari. Presiden ingin meningkatkan hubungan bilateral dengan Turki. Presiden menekankan sangat penting untuk melakukan kerja sama dengan Turki.
"Turki adalah sahabat dan partner penting. Turki negara besar, terus berkembang, memiliki peran besar dan kejayaan masa lalu. Turki merupakan negara besar," kata SBY saat memberikan briefing mengenai 'Hasil KTT G20 dan Kunjungan Kenegaraan ke Turki' di ballroom Hotel Sheraton, Ankara, Turki, pada pukul 21.30 waktu Ankara, Senin (27/6/2010) atau pukul 01.30 WIB, Selasa (29/6/2010).
Kunjungan kenegaraan terakhir dilakukan Presiden Soeharto 25 tahun lalu. Presiden Gus Dur pernah ke Turki dalam kunjungan kerja. "Jadi, saya melakukan kunjungan ini setelah 25 tahun," kata SBY.
Dengan kunjungan kenegaraan ini, SBY berharap bisa meningkatkan kerja sama global dan bilateral, seperti dalam bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Menurut SBY, data ekspor RI ke Turki pada tahun 2008 sekitar 2,1 miliar. Sedangkan impor Indonesia dari Turki hanya senilai R1,6 mliar.
"Jadi kerja sama perdagangan dengan Turki, Indonesia surplus," tegas SBY. Kini, target pertumbuhan Turki sebanyak 6%, sama dengan Indonesia.
Menurut SBY, masih banyak bidang yang perlu dikerjasamakan dengan banyak pihak. "Dengan Turki kita juga ingin sama-sama berperan dalam isu global tertentu. Misalnya Palestina dan peace process middle east. Mendukung Irak dan Afghanistan bisa membangun diri lagi pasca perang. Juga membangun pemahaman hubungan Barat-Islam. Dalam semua hal ini posisi kita sama dengan Turki," kata SBY.
"Soal Climate Change juga sama. Indonesia dan Turki juga sama-sama anggota OKI dan Forum G20," tambah SBY.
8 MoU dan Agreement
SBY juga menyampaikan bahwa pada Selasa (30/6/2010), dirinya akan menyaksikan penandatangan 8 MoU dan agreement dengan Turki. "Besok akan ada penandatanganan 8 MoU. Lalu ada pertemuan bisnis di Istambul lusa," jelas SBY.
Dari 8 MoU dan agreement itu, terdapat antara lain MoU atau agreement mengenai bidang pertahanan, bidang pariwisata, bidang sumber daya manusia, perdagangan, teknik, dan UMKM.
"Besok saya juga dijadwalkan bicara di parlemen. Tidak semua kepala negara dapat kesempatan bicara di parlemen," ujar SBY.
Pertahanan Turki Sangat Kuat
Sementara itu, di tempat yang sama, Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro menjelaskan bahwa Turki merupakan negara terkuat kedua di dunia setelah AS dalam hal pertahanan. "Punya 700.000 personel. Punya 230 F16, bahkan seri terbaru F16 seri 53 (Indonesia punya 10 seri 2). Turki juga sudah punya lisensi memproduksi F16," kata Purnomo.
Saat ini, lanjut Purnomo, sudah ada 100 teknisi Indonesia sedang berada di Turki bekerjasama dengan Turki untuk mengubah CN235 jadi pesawat patroli pantai. "Malaysia sudah membeli 200 panser Turki. Turki juga sedang mulai membangun kapal selam," jelas dia.
(asy/asy)