Jaringan Gelap Yahudi ( FREEMASONRY) di Indonesia
Judul Buku : Jaringan Gelap Freemasonry
Pengarang : A.D. Marzdedeq, DIM, AV
Halaman : 150 hlm
Penerbit : PT Syamil Cipta Media
Buku Jaringan Gelap Freemasonry ( Sejarah & Perkembangannya Hingga ke Indonesia ), Artikel ini saya kutip pada Halaman 66-70, dimana pada halaman ini menjelaskan gerakan freemasonry awal muncul di Indonesia.
KELOMPOK PLOTISME DAN KELOMPOK CAHAYA DI INDONESIA
1. Vrij Metselarij
Perkumpulan Freemasonry (Masuniah) pertama di Indonesia berdiri pada tahun 1767 di Batavia, yaitu ” Vrij Metselarij”. Pendirinya orang-orang Yahudi Belanda dari kelompok Plotisme.
Semula Pengikut dan anggota perkumpulan tersebut terbatas bagi orang yahudi kelahiran Belanda, Belanda asli dan Indo-Belanda. Tetapi kemudian, karena diantara mereka terdapat Kepala Perkebunan, Kepala Pemerintahan, dan Guru, pengaruh mereka tersebar menembus kaum bangsawan pribumi dan guru-guru pribumi. Akibatnya pertama yang terasa, sejak itu telah ada bangsawan pribumi yang terang-terangan mulai mengkritik Islam. Ia mencela sistem poligami, naik haji, mencela pengusiran yahudi dari Madinah ke Khaibar.
Pada awal abad ke XX M, Pengaruh Vrij Metselarij kian terasa karena jaringan-jaringannya telah menguasai seksi pendidikan Pemerintah Hindia Belanda. Program Utamanya Yakni ” Pendidikan Sekuler”. Ada kalanya mereka berselisih dengan misi Katolik dan Zending Protestan, tetapi mereka dengan mudah dapat menundukkannya.
2. Syekh Siti Jenar
Perkumpulan Kebatinan yang tumbuh di Jawa yang berpangkal dari ajaran Syekh Siti Jenar mendukung pesatnya paham Freemasonry ini. Syekh Siti Jenar berasal dari kata “Siddi Zindar”" gelar bagi Syekh Abduljalil kelahiran guzarat, bin maulana Ishaq bin Abdul Kadri Al Hindi. Siddi Zindar menyebarkan Tarikat Sufi “Halajiah” di Demak yang berpahamkan Panteisme. Ajaran Siti Jenar berkembang dan berbaur dengan kebatinan Hindu-Budha. Pada awal abad ke-20, paham ini tumbuh pesat di Jawa Tengah. kaum Jawa pengikut kebatinan ini akhirnya masuk ke Teosofi Freemasonry secara murni dan sebagian membaur dengan kebatinan Jawa.
3. Kelompok Cahaya
Kelompok Cahaya, kelompok garis keras Freemasonry masuk pula dari negeri Belanda ke Indonesia. Di negeri Belanda, kelompok Cahaya giat menyebarkan paham sosialis Marxisme. Beberapa orang Belanda keturunan Yahudi aktivis kelompok Cahaya datang ke Indonesia, diantara mereka terdapat Hendricus Sneevliet.
Pada Tahun 1914, Sneevliet dan kawan-kawan melebarkan jaringan-jaringanya di kota Semarang dan Surabaya. Sneevliet telah berhasil memikat beberapa orang pengurus dan anggota Sarikat Islam cabang Semarang di antaranya Semaun dan Darsono. Semaun adalah Ketua Cabang Serikat Islam Semarang, Sedangkan Darsono adalah seorang Wartawan. Sneevliet sering diundang oleh Semaun untuk memberikan ceramah tentang Sosialisme di gedung Serikat Islam Cabang Semarang. Pada bulan Mei 1914, Sneevliet bersama kawannya yakni H.W. Dekker, J.A. Brandstender, dan P. Bergsma mendirikan “Indische Social Democratische Vereniging” disingkat ISDV di Surabaya.
Pada tahun 1917 M, Semaun dan Darsono resmi menjadi anggota ISDV, merangkap sebagai pimpinan Seriakat Islam Semarang. Mereka pun melakukan kontak dengan kelompok Cahaya Nenderland demi menyuseskan program-programnya. Akibat ulah mereka, jaringan-jarinagan freemasonry Ateis semakin meluas dalam tubuh Serikat Islam. Pengajian Islam diubah setingkat demi setingkat menjadi Pengajian Marxisme. Sebagian anggota menolak dengan tegas. Serikat Islam (SI) pun akhirnya pecah menjadi dua:
1. Serikat Islam yang tetap mempertahankan asas Islam, pimpinan H.O.S. Cokroaminoto, Haji Agus Salim, Abdul Muis, dan lain-lainnya.
2. Seriakat Islam penganut aliran Sosialis Marxisme, pimpinan Semaun, Darsono, ibrahim, Sutan Malaka, Muso dan lain-lainnya. Mereka menamakan kelompoknya itu “SI Revolusioner Sosial”.
Kelompok SI yang menjelang Ateis ini bekerja sama dengan ISDV mendirikan Serikat Merah atau Serikat Rakyat. Pada tanggal 5 Maret 1919 M, di Moskow Rusia diadakan Kongres Komunis Internasional III. Lenin, pemimpin Kongres Komintern, menyerukan penyeragaman nama bagi semua gerakan Komunis sedunia. Maka pada tanggal 23 Mei 1920, Lahirlah Partai Komunis Indonesia (PKI), diresmikan di gedung Sarikat Islam cabang Semarang dengan Susunan Pengurus:
Ketua : Semaun
Wakil ketua : Darsono
Sekretaris : Bergsma
Bendahara : Dekker
Anggota : Baars
Pada tanggal 12 November 1926, PKI berusaha menghimpun kekuatan untuk membrontak dengan memperalat kaum buru, tetapi gagal. Sejak itu PKI bergerak secara ilegal. Pimpinan PKI banyak dibuang ke Digul, digantung dan sebagainya. Sebagian anggotanya masuk ke dalam tubuh gerakan-gerakan nasional dan pendidikan.
Perpecahan Partai komunis Indonesia :
1. Karena dalam tubuh PKI itu terdapat aliran garis keras, moderat, dan komunis nasional, perpecahan tidak terhindar lagi. timbullah partai-partai baru. Partai Komunis Indonesia semula berpusat ke Kremlin, Moskow. Setelah Komintren PKI mengalami perpecahan menjadi: sentral Moskow, Sentral Peking dan Komunis Lokal, PKI memilih berpusat di Peking (Beijing), hiangga saat ini Komunis di Negeri Tirai Bambu tumbuh subur tak terbendung dengan faham-faham Freemasonry.
2. Angkatan Comunis Muda(Acoma)
3. Partai Buruh
4. Partai Sosialis pimpinan Mr. Amir Syarifudin
5. Partai Sosialis Indonesia pimpinan Sutan Syahrir
6. Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) pimpinan Ibrahim Tan Malaka.
7. Dan lainnya.
Ketika Republik Indonesia (RI) telah menghadapi siasat pecah belah Belanda pada tahun 1948, Muso dan Mr. Amir Syarifudin memproklamirkan Negara Komunis di Madiun yang menelan korban. PKI membantai lawan politiknya, termasuk ribuan umat islam. RI segera menumpas pemberontakan tersebut, hanya Presiden Soekarno pada masa itu tidak membubarkan PKI dan partai sekutunya.
Setelah lama bergerak secara ilegal akhirnya PKI timbul kembali. mereka berusaha merebut hati rakyat kecil dengan janji-janji muluk. Setelah berhasil melumpuhkan lawan-lawan politiknya, PKI berhasil menjadi sponsor NASAKOM dan Gayang Malaysia. Mereka menghimpun kekuatan dan akhirnya meletus Gerakan 30 September pada tahun 1945.
Akibat peristiwa itu, PKI dibubarkan. Anggota PKI simpatisanya yang tidak tertangkap menjadi PKI malam dan berusaha masuk ke setiap organisasi yang ada. Sebagian mereka masuk ke lembaga-lembaga keagamaan Lokal dan kebatinan. Sebagian masuk nasrani atau tetap dalam keateisannya.